Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 di Luwu Utara

Lina Herlina
23/7/2020 01:55
Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19 di Luwu Utara
Warga korban banjir bandang memilih bantuan pakaian layak pakai di sekitar pengungsian Perbukitan Desa Meli, Baebunta, Luwu Utara.(ANTARA/Abriawan Abhe)

PASCABANJIR bandang pada enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, ahli epidemiologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin menilai ada potensi penularan kasus Covid-19 di sana.

"Setelah bencana alam banjir bandang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, potensi peningkatan kasus Covid-19 di wilayah Luwu Raya berpotensi mengalami peningkatan yang signifikan," ungkap Ridwan, Rabu (22/7).

Ia menuturkan, jika mencermati data tren Covid-19 di wilayah Luwu Raya yang meliputi Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Palopo, angka pertumbuhan kasusnya (Rt) sekitar 0,5-1,2. Namun potensi bergeraknya kasus Covid-19 meningkat, masih terbuka lebar.

Pemicu potensi peningkatan kasus tersebut salah satunya karena kondisi awal Covid-19 di wilayah Luwu Utara sudah terbentuk sebelumnya per 18 Juli yang tercatat ada 41 kasus. Sementara pekan sebelumnya masih rendah dengan pertumbuhan yang terkendali di bawah nol atau berkisar 0,5-0,9.

"Begitu juga dengan wilayah Luwu, Luwu Timur dan Kota Palopo. Wilayah tersebut memiliki pergerakan kasus yang berfluktuasi relatif terkendali juga dengan pertumbuhan kasus pekan ini sekira 0,5 hingga 1,26," beber Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulsel ini.

Tidak hanya itu, Ridwan menambahkan, potensi penularan ini didukung dengan pergerakan populasi ke wilayah bencana dengan berbagai  kepentingan yang bersifat urgen. Salah satunya sebagai relawan.

"Begitu banyak relawan dari wilayah episentrum Makassar dan kota lain, yang akan melewati beberapa kabupaten/kota menuju pusat bencana dan tentu akan berinteraksi dengan banyak orang yang terkadang dengan protokol kesehatan yang terbatas," urai Ridwan.

Bencana banjir bandang pun memaksa ribuan warga mengungsi ke wilayah yang lebih aman. Laporan tim relawan menunjukkan tenda-tenda pengungsian sementara sangat terbatas.

Protokol kesehatan seperti menjaga jarak juga sulit dilakukan. Belum lagi, fasilitas umum kebersihan untuk sarana air bersih mandi, cuci dan kakus (MCK) sangat minim.

"Evakuasi korban banjir yang dilakukan oleh petugas maupun warga menunjukkan penanganan yang bersifat darurat dengan alat pelindung diri (APD) sangat minim. Dengan jumlah korban yang semakin banyak disertai penanganan/evakuasi korban seadanya, maka potensi besar terjadinya transmisi penyakit termasuk COVID-19 sangat besar," lanjut Ridwan. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya