Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Degradasi Lingkungan Sebabkan Banjir Masamba

Antara
16/7/2020 05:26
Degradasi Lingkungan Sebabkan Banjir Masamba
Foto udara kondisi perkampungan tertimbun lumpur banjir bandang di Desa Radda, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020).(ANTARA FOTO/Moullies)

DIREKTUR Eksekutif Junal Celebessekaligus aktivis lingkungan Mustam Arif mengatakan dari perspektif lingkungan banjir bandang di Masamba Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan adalah bencana ekologis akibat degradasi lingkungan.

"Bencana banjir bandang di Masamba ini terjadi hampir sama di semua wilayah di Indonesia yang rentan, akibat perencanaan pembangunan tidak serius memperhitungkan daya dukung lingkungan," kata Mustam, Rabu (15/7).

Curah hujan yang tinggi adalah pemicu. Sedangkan risiko alamiah dari perubahan iklim lantaran pemanasan global juga karena kerusakan lingkungan. Curah hujan tinggi yang merupakan dampak anomali iklim ini memicu terjadi banjir bandang, karena hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Rongkong dengan berapa sungai di sub DAS Luwu Utara, terutama di Masamba dan sekitarnya tak mampu lagi menahan beban hidrologis di tanah yang tutupan hutannya yang sudah kritis.
  
Secara topografis, Luwu Utara, Luwu Timur, sebagian Toraja sampai ke wilayah Sulawesi Tengah merupakan perpaduan geologis wilayah dataran tinggi Verbeek dengan dataran-dataran rendah yang memiliki tanah subur. Karakteristik tanah subur adalah tanah yang umumnya gembur mestinya tetap direkat oleh tubuhan atau pepohonan.
  
"Tetapi ketika hutan dibuka untuk perkebunan/pertanian dan industri ekstraktif berupa tambang, akan merusak daya dukung ekologis kawasan tanah-tanah yang subur itu. Kondisi ini menciptakan kerentanan tinggi di wilayah-wilayah dataran rendah seperti di Masamba," terangnya.

Dan wilayah Masamba dikepung sungai. Di bagian selatan ada Sungai Rongkong yang besar, sementara tengah Kota Masamba sendiri berada di dataran rendah, serta kecamatan sekitarnya juga dilintasi beberapa sungai. Kondisi ini membuat Masamba dan sekitarnya tergolong berada di areal yang rentan bencana banjir. Secara topografis, Masamba dan sekitarnya berada di titik terendah yang akan menjadi limpahan air ketika curah hujan melebihi batas ideal.
 
"Kita masih ingat di tahun 2017 bencana longsor di Maliwowo, Kecamatan Angkona Luwu Timur. Perisitiwanya sama, curah hujan tinggi lalu tanah rentan di bukit tidak mampu menahan beban lalu terjadi longsor menimpa rumah warga satu dusun sepanjang jalan trans Sulawesi," kata Mustam mengingatkan.

baca juga: Pencarian Korban Banjir Bandang Masamba masih Dilanjutkan
  
Karena itu, lanjut dia, pasca bencana Masamba, pemerintan Luwu Utara maupun Luwu Timur dan wilayan sekitar, mestinya kembali mereview tata ruang wilayah untuk memulihkan degradasi lingkungan. Serta kembali merevisi perencanaan pembangunan yang mengakomodasi perbaikan dan keberlanjutan daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya