Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kasus DBD Kota Tasikmalaya Capai 634, 11 Anak Meninggal Dunia

Kristiadi
24/6/2020 19:16
Kasus DBD Kota Tasikmalaya Capai 634, 11 Anak Meninggal Dunia
Petugas melakukan fogging di beberapa tempat di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, setelah banyak warga terserang DBD.(MI/Kristiadi)

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi sejak Januari hingga Juni 2020 mencapai 634 orang dengan 16 di antaranya meninggal dunia. Angka tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkannya dengan periode yang sama pada 2019, yang menunjukkan 588 kasus.
 
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, sejak awal tahun hingga Juni 2020 tercatat ada 634 kasus DBD. Angka tersebut mengalami peningkatakan jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 menunjukkan angka 588 kasus. Namun, yang paling memprihatinkan, dari 16 orang yang meninggal, 11 di antaranya anak-anak.

"Berdasarkan data per wilayah, Kecamatan Kawalu merupakan paling tinggi mencatatkan kasus DBD dengan 118 penderita dan lima kasus kematian. Posisi kedua ditempati oleh Kecamatan Mangkubumi dengan 84 kasus, selanjutnya Kecamatan Tamansari 70 kasus, Cihideung 66 kasus, Cibereum 58 kasus, dan sisanya menyebar di kecamatan lain," katanya, Rabu (24/6/2020).

Uus mengatakan, kasus kematian DBD yang terjadi selama ini ada di Kecamatan Kawalu dengan lima kasus, Cipedes tiga kasus, Purbaratu, Bungursari, dan Cihideung, masing-masing dua kasus, serta Indihiang dan Tawang masing-masing satu kasus.

"Kami juga sudah mengumpulkan para camat supaya lebih menggerakkan warganya dalam berbagai program yang selama itu dilakukan yakni pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara bersama-sama. Karena, itu faktor yang harus dilakukan dan tidak bisa mengandalkan fogging mengingat pada pengasapan tersebut hanya mematikan nyamuk dewasa saja tetapi untuk jentik nyamuk tak akan mati," ujarnya.

Menurutnya, pihaknya mengingatkan supaya warga menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena itu penting bukan hanya untuk menanggulangi Covid-19 saja, tetapi juga DBD di Kota Tasikmalaya juga berpotensi menjadi wabah. Akan tetapi, kesadaran yang dilakukan oleh masyarakat sendiri selama ini kurang dan kebersihan lingkungan sering terabaikan.

"Kami meminta agar masyarakat harus lebih semangat lagi terutamanya dalam kebersihan lingkungan rumah, karena jika lingkungan yang kotor bisa menimbulkan jentik nyamuk hingga tumbuh berkembang menjadi dewasa. Karena, di musim pancaroba ini akan banyaknya jatuh korban jika merek tidak sadar apalagi kondisi sekarang masa pandemi Covid-19 belum usai," paparnya. (AD/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya