Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
WABAH corona virusdisease 19 (covid-19) atau virus korona meningkatkan penggunaan alat-alat kesehatan dan bahan kimia. Hal itu berbanding lurus dengan munculnya sampah dan limbah medis yang bisa membahayakan lingkungan.
Dosen dan Peneliti Lingkungan FMIPA UGM Suherman menyampaikan pentingnya penanganan sampah dan limbah tersebut agar tidak membahayakan lingkungan. Sampah dan limbah tersebut tak hanya ada di fasilitas kesehatan tetapi juga lingkungan masyarakat. Beberapa sampah terkait penanggulangan covid-19 itu pun perlu penanganan khusus seperti masker dan disinfektan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PermenLHK) No. 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, limbah masker dikategorikan sebagai limbah medis yang membutuhkan penanganan khusus. Keberadaan masker bekas di lingkungan masyarakat memunculkan risiko kesehatan.
"Ada bakteri dan virus yang terbawa di sampah masker tersebut," ujar Suherman melalui siaran pers, Rabu (27/5).
Saat masker bekas pakai terkena hujan, bakteri dan virus yang ada akan masuk ke badan air dan bisa bercampur dengan sumber air minum konsumsi masyarakat.
Masker dengan bahan utama fiber ataupun kertas harus dibuang setelah digunakan. Pengolahan sampah masker harus dilakukan dengan metode yang benar, seperti insinerator atau pirolisis (perlakukan termal tanpa oksigen).
Dia pun meminta masyarakat agar waspada dengan masker daur ulang karena berbahaya bagi kesehatan. Ia pun menganjurkan, agar pengguna merusak terlebih dahulu masker yang sudah dipakai dengan cara digunting.
Selain masker, zat kimia dalam disinfektan juga perlu penanganan khusus. Larutan disinfektan umumnya terdiri dari belzalkomium klorida, hipoklorit, fenol ataupun hidrogen peroksida dan dapat dengan mudah diperoleh di pasaran dalam bentuk cairan pembersih lantai rumah, kamar mandi dan lainnya.
Baca juga: LIPI Merilis Dampak PSBB dan WFH Terhadap Sampah Plastik
Bahan kimia disinfektan tidak hanya membunuh bakteri dan virus yang berbahaya bagi manusia, tetapi juga mikroorganisme lain yang berperan penting pada siklus nutrien di tanah. Sehingga bisa berdampak pada kesuburan tanah dan tanaman.
"Pemakaian disinfektan yang berlebihan berpotensi menjadi problem lingkungan karena akan tersapu oleh air hujan yang datang," ungkapnya.
Sementara hand sanitizer dengan bahan utama ethyl-alcohol, relatif aman terhadap lingkungan. Akohol memiliki sifat volatile sehingga mudah menguap ke udara menjadi fasa gas.
Suherman berpesan, masyarakat perlu menjaga rasionalitas di tengah pandemi. Masyarakat diharapkan bisa memilih dan memilah informasi. Misalnya, masyarakat bisa mendonasikan sebagian harta untuk pemenuhan kelengkapan APD tenaga medis. Hal itu disebut Suherman lebih penting ketimbang memborong disinfektan yang disemprotkan secara membabi-buta dengan konsentrasi berlebih.
Di saat bersamaan, pemerintah pusat dan daerah juga harus menjaga kewaspadaan meningkatnya volume sampah dan limbah rumah tangga. Sampah kota mungkin akan berkurang, namun sampah dan limbah rumah tangga akan melonjak akibat penduduk lebih banyak beraktivitas di rumah.(OL-5)
SBY mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk tidak diam dalam menyikapi permasalahan lingkungan.
PESAN keberlanjutan sumber daya alam termasuk pulau kecil bukan tiba tiba hadir ke dalam menu pembangunan kita.
Aktivis lingkungan dan pendorong perubahan asal India, Sahil Jha, melanjutkan perjalanan bersepeda ke Jakarta dan Bogor.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
ASOSIASI Pengusaha Pengelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Aspel B3) Indonesia melantik pengurus baru di Batam, Kepulauan Riau.
Meski sebagian universitas mengadopsi kebijakan sustainability, banyak yang belum memiliki implementasi secara sistematis.
Penggunaan komposter memungkinkan masyarakat mengolah sampah organik menjadi kompos, mengurangi emisi metana, dan memperbaiki kualitas tanah secara lokal.
Program Adipura tidak lagi hanya menjadi simbol kota bersih, melainkan indikator strategis tata kelola persampahan modern, adil, dan berkelanjutan.
RDF Rorotan tetap menjadi salah satu strategi utama Pemprov DKI dalam mengatasi persoalan sampah, sembari menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ke depan.
LEMBAGA Pemantau Penyimpangan Aparatur Daerah (LP2AD) menilai Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan bisa menjadi sebagai standar nasional dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Asep mengatakan selama ini sampah dari kawasan PIK masih dibuang ke TPST Bantargebang. Di sisi lain, Asep menyinggung soal kondisi Bantargebang yang sudah penuh.
Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menggelar pelatihan pengelolaan sampah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved