Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBANYAK 30 kapal nelayan cantrang Kota Tegal Jawa Tengah, dilepas pemerintah melalui Kementerian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) untuk diberangkatkan berlayar ke Pulau Natuna, Rabu (4/3) siang. Pemberangkatan kapal nelayan Pantura Jawa ke Natuna tersebut merupakan yang pertama kali.
Ke-30 kapal yang akan di berangkatkan ke Natuna masing masing berkapasitas di atas 30 Groston. Kapal kapal tersebut diizinkan melaut ke Natuna atas perintah dari Presiden Joko Widodo, dengan ketentuan mencari ikan di kedalaman 70 meter di atas dua 12 mil. Proses pelepasan dihadiri oleh Deputi IV Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenkopolhukam, Mayjend Rudiyanto dan Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono serta sejumlah pejabat dinas terkait.
Dedy mengapresiasi atas dukungan jajaran terkait dan berpesan kepada seluruh nelayan yang akan berangkat agar menjaga kondisi fisik dan mental. Serta tetap menjaga kondusifitas sehingga tidak ada gesekan dengan nelayan lokal.
"Hati-hati selama berlayar mencari ikan dan jaga kekompakan antarawak kapal," ujar Dedy.
Rudiyanto menyebut wilayah Indonesia memiliki 11 daerah tangkapan ikan, salah satunya zona 711 di Natuna. Pemberangkatan kapal nelayan asal kota Tegal ini ke Natuna merupakan proyek percontohan.
"Jika berhasil memacu pertumbuhan ekonomi akan disusul nelayan lain," ucapnya.
baca juga: Rumah Sakit di Pati Siapkan Ruang Isolasi
Rudiyanto menyamapaikan pemerintah menjamin pemberangkatan nelayan Ko Tegal ke Natuna tetap aman. Petugas terkait siap menjaga keamanan para nelayan walaupun sempat ada penolakan dari nelayan setempat, meski hanya sebagian kecil.
"Pemerintah yakin sembilan puluh persen nelayan setempat sudah mau menerima," tegas Rudiyanto. (OL-3)
Kerja sama ini merupakan komitmen JNE untuk terus bermanfaat bagi masyarakat luas
Kecelakaan laut yang terjadi di Pantai Batu Hiu itu menimpa tiga nelayan. Satu nelayan bisa diselamatkan,
Upacara adat itu merupakan bentuk rasa syukur para nelayan di Desa Ciwaru atas hasil tangkapan ikan. Acaranya rutin digelar setiap tahun.
Terjebaknya ke 75 nelayan itu akibat terjangan gelombang tinggi yang memutus jembatan terbuat dari bambu, pada Rabu (16/10)
Kegiatan mencari ikan dilaut tetap dilakukan meski kondisi cuaca saat ini sangat tidak bersahabat dan mengancam jiwa.
Di tengah laut cuaca bisa cepat berubah atau yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang dan petir, sehingga membahayakan keselamatan nelayan.
KAWASAN Konservasi Perairan (KKP) Daerah Kabupaten Lembata, NTT terus menjadi lahan jarahan bagi kapal penangkap ikan dengan alat tangkap pukat Harimau yang merusak biota laut.
Kapal yang ditangkap yaitu KM Putra Baru 2 berukuran 30 GT yang dinahkodai Alimin bersama 18 orang ABK. Kemudian KM Malda Jaya 1 berukuran 28 GT dengan nahkoda M Akmal Bakhid dan ABK 17 orang.
Mengenai cantrang, Edhy menjelaskan, akan diatur berdasarkan zonasi penangkapan agar tidak ada lagi singgungan antara nelayan besar dan kecil
KEBIJAKAN Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia Edhy Prabowo yang melegalkan ekspor bibit lobster dan penggunaan cantrang menuai polemik.
Trenggono menuturkan, pihaknya masih membutuhkan masukan dari berbagai pihak yang memahami persoalan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved