Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
REKTOR Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, mengunjungi mahasiswi lulusan kampusnya, Oktaviani, yang mengidap kanker liposarkoma (kanker kelenjar getah bening) stadium III. Oktaviani hanya dirawat di rumah, di daerah Ngricik, Wonosari, Gunungkidul.
Untuk biaya pengobatan, hanya sebagian yang dapat ditanggung oleh JKN-BPJS. Sementara sisa tagihan yang masih harus dilunasi sebesar Rp50 juta. Penggalangan dana pun dibuka melalui lama kitabisa.com hingga berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp47 juta.
Sutrisna yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Ngricik, Wonosari, menyempatkan datang ke kediaman Oktaviani guna memberikan sumbangan yang bisa melunasi sisa pengobatan.
"Dengan ini, saya secara langsung menyerahkan donasi untuk menggenapkan sumbangan civitas UNY dan pengguna Kitabisa.com. Sudah terkumpul Rp50 juta dan tagihan kanker Oktaviani sesuai laman tersebut, lunas," ujar Sutrisna disambut haru Oktaviani dan keluarga.
Tetap Semangat Belajar
Oktaviani divonis mengidap kanker sejak April 2019. Sejak saat itu, ia harus menjalani kemoterapi secara intensif seminggu sekali di RS Sardjito. Pun mencari pengobatan alternatif lain.
"Saat itu posisinya Oktaviani masih mengerjakan skripsi. Mahasiswi Akuntansi FE UNY," kata Sutrisna.
Walaupun terkena kanker langka, Oktaviani mulanya tak mau memberitahu kondisinya kepada dosen maupun orang lain. Ia bahkan masih pulang pergi dari Wonosari ke Yogyakarta menggunakan sepeda motor seorang diri untuk berangkat kuliah dan bimbingan skripsi.
"Dia awalnya tidak bilang dan berjuang untuk mengerjakan skripsi seperti mahasiswa lain. Padahal bisa saja kalau dia menyampaikan, pasti akan dibantu dan beban studinya diringankan. Oktaviani kukuh ingin berjuang dengan segenap kemampuannya," tutur Sutrisna.
Baca juga: Kemoterapi masih diandalkan Atasi Kanker Getah Bening
Jelang sidang skripsi di Oktober 2019, seorang teman dekat Oktaviani pun membocorkan kondisinya kepada teman-teman di kampus.
"Kata si teman itu, sudah saatnya dunia tahu tentang Oktaviani. Dia tidak menambah-nambahi tapi juga tidak menutup-nutupi. Inilah kondisi Oktaviani, tidak meminta keringanan atau bantuan selama studi," cerita ayah Oktaviani, Suwardi.
Suwardi menambahkan, Oktaviani memang selalu bersemangat belajar. Prestasinya terlihat sejak menyabet kejuaraan di jenjang SD, SMP, dan SMA. Saat berkuliah di UNY, Oktaviani tidak membayar sepeser pun karena mendapatkan beasiswa bidikmisi.
"Alhamdulillah di UNY putri saya mendapat beasiswa, gratis dan dapat uang saku. Karena berprestasi dan berasal dari golongan kurang mampu," kenang Suwardi.
Berharap Sembuh dan Bisa Melanjutkan Studi
Meskipun menjalani pengobatan intensif, kanker yang diderita Oktaviani sudah menjalar. Ia pun lumpuh dan terdapat cairan infeksi di jantung serta paru-parunya.
Saat diwisuda dari UNY pada November 2019, Oktaviani harus menggunakan kursi roda. Perjuangannya terbayar lunas, ia lulus dari UNY dengan predikat cumlaude dan IPK 3,54.
"Berkat dukungan dan doa dari teman-teman, pastinya," ungkap Oktaviani.
Karena studi baru saja selesai, Oktaviani akan fokus pada penyembuhan. Ia berharap sembuh dan tak ingin berhenti belajar. Ia masih menyimpan cita-cita menjadi pegawai pajak dan akuntan profesional. Oleh karena itu, Oktaviani bertekad melakukan studi lanjut atau mengambil pendidikan profesi akuntansi.
Guna mendukung cita-cita tersebut, Oktaviani terus menggali informasi dan belajar lewat bahan bacaan. Di waktu senggang dengan kondisi terbujur kaku di atas kasur, Oktaviani tetap menyempatkan diri membaca dan belajar.
"Kami hanya orangtua yang bodoh dan tidak bisa apa-apa selain mendoakan semoga apa yang diharapkan, diperjuangkan, dan didoakan Oktaviani beserta Pak Sutrisna Wibawa, selalu dilancarkan dan dijabah Gusti Allah," pungkas sang ibu sembari berkaca-kaca.(OL-5)
Dana Keistimewaan DIY 2026 akan dipangkas lebih dari 50% hingga menjadi Rp500 miliar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, berat jika harus melakukan lobi-lobi
PEMERINTAH pusat merencanakan pengurangan Dana Keistimewaan (Danais) bagi DIY, sebesar 50%, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan pemda perlu mencari sumber dana lain
KASUS Leptospirosis di Kota Yogyakarta dilaporkan meningkat signifikan meski musim hujan telah berakhir. Diduga, peningkatan kasus tersebut berkaitan dengan persoalan sampah.
Merayakan Hari Kemerdekaan. Indonesia bisa dengan mendatangi beragam tempat bersejarah dan sarat makna budaya.
Landasan hukum untuk menindak tegas fenomena ini sudah ada, yaitu Instruksi Gubernur DIY Nomor 5 Tahun 2024 tentang Optimalisasi Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier berkunjung ke Yogyakarta, Magelang, dan Semarang di Jawa Tengah pada 11-13 Agustus 2025.
Empat siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) binaan Yayasan Pendidikan Astra menerima beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Keberhasilan Sergai dalam menurunkan angka stunting secara signifikan menjadi tolok ukur untuk pencapaian angka nol persen.
Program Studi Pendidikan Tata Busana & Desain Mode, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), berkolaborasi dengan Asia Fashion Show Indonesia 2025.
Pentingnya membumikan Pancasila melalui Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti (FK Usakti) menerima sertifikat ISO 21001:2018 untuk Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan.
Indonesia–Korea Higher Education Forum (IKHEF) 2025 sukses digelar pada 13 Agustus lalu di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved