Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KAPAL Motor (KM) Mega Buana 3 milik nelayan Bangka dikabarkan ditabrak kapal tangker. Satu dari emat Anak Buah Kapal (ABK) belum ditemukan. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (14/11) dini hari, sekitar pukul 02.00 WIB.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bangka Belitung Mikron Antariksa mengatakan kabar tersebut didapati Group WA Pusdalops BPBD melalui Facebook Lurah Matras Bangka.
Berdasarkan informasi tersebut, diperkirakan kecelakaan laut itu terjadi di perairan luar utara Bangka berjarak 40,48 mil.
"Jaraknya cukup jauh makanya untuk melakukan penyisiran tidak bisa menggunakan kapal kecil, karena saat ini angin barat, setidaknya harus menggunakan kapal AL atau Polair," ujarnya.
Baca juga: Satu Nelayan Hilang dari Tenggelamnya Kapal di Lhokseumawe
Untuk itu, pihaknya masih terus berkoordinasi ke AL dan Polair untuk armada yang digunakan, agar bisa melakukan penyisiran.
"Dari empat ABK, yang belum ditemukan pemilik Kapal yakni Ashar sedangkan tiga ABK lainya Mardi, Basrul dan Ambo berhasil ditemukan. Saat ini kita berkoordinasi untuk mencari korban yang belum ditemukan," tutur Mikron.(OL-5)
Dalam insiden tersebut, ada 2 orang yang menjadi korban, satu di antaranya langsung bisa dievakuasi dalam kondisi stabil dan selanjutnya dirujuk ke RS Prof Ngoerah Denpasar.
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
Kecelakaan ini menambah panjang daftar insiden penerbangan di rute ziarah tersebut.
Posisi pesawat yang agak terbalik saat tabrakan kemungkinan menyebabkan badan pesawat pecah di bagian dekat tempat duduk Ramesh, yang memberinya celah untuk meloloskan diri.
PENURUNAN permukaan tanah dan kenaikan permukaan laut menyebabkan migrasi besar-besaran para nelayan dari Pantura, khususnya daerah Indramayu, Cirebon, dan Tegal ke Jakarta.
Enam nelayan itu dilaporkan hilang sejak 15 Mei 2025 saat menangkap ikan mengunakan KM Berkat Baru di perairan selatan Pulau Rote.
AKTIVITAS penangkapan ikan mengunakan bahan peledak masih terus berlangsung di perairan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para nelayan di wilayah terdampak mengatakan kekhawatiran mereka terhadap kondisi cuaca yang memburuk.
BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan
Komitmen kepolisian dalam menindak tegas segala bentuk kejahatan yang merugikan masyarakat, khususnya nelayan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved