Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
BUPATI Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) Johanes Don Bosco Do mengatakan dua desa di wilayahnya mengalami kekeringan terparah sejak September 2019. Dua desa itu ialah Tedakesa di Kecamatan Aesesa dan Rindu Wawo di Kecamatan Aesesa Selatan. Kondisi itu terjadi karena sumber air di dua desa itu terletak di lokasi yang lebih rendah dari permukiman penduduk.
"Kita butuh teknologi untuk menaikan air dari tempat yang rendah ke permukiman," katanya kepada wartawan di sela-sela kegiatan Jelajah Timur-Run for Equality yang digelar Plan Indonesia, Minggu (20/10).
Lari maraton untuk amal (charity run) ini diikuti 28 pelari menempuh jarak 57 kilometer dari Kabupaten Ende ke Nagekeo dengan target mengumpulkan hingga Rp300 juta untuk membangun fasilitas air bersih di 153 dusun di NTT. Termasuk dusun-dusun di dua desa tersebut yang mengalami kekeringan terparah di Nagekeo.
Masalah lain yang dihadapi kabupaten tersebut tambah Johanes, banyak daerah resapan air berubah fungsi menjadi ladang pertanian. Termasuk kebakaran padang yang terjadi setiap tahun. Akibatnya pada musim kemarau, penyusutan sumber air lebih cepat dari biasanya.
"Akhir Mei masih ada air, tetapi memasuki Agustus hingga September, sumber-sumber air mulai kering," ujarnya.
Untuk itu, pemerintah daerah setempat terus memberikan edukasi kepada warga tidak menebang hutan agar sumber air tidak terganggu. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah ialah membangun terasering untuk mengurangi perambahan hutan.
"Tujuannya daerah-daerah yang gundul, atau tidak punya harapan sama sekali, bisa digarap oleh masyarakat," ujarnya.
Menurutnya dari tujuh kecamatan di Nagekeo, kecamatan yang mengalami kekeringan terbanyak ialah Aesesa Selatan. Kekeringan juga terjadi di sebagian besar Kecamatan Aesesa, Wolowae, Nangaroro, Maupongo dan Boawae
"Rata-rata desa-desa di daerah tengah dan selatan, sumber airnya ada pada tempat yang lebih rendah dari permukiman sehingga kita butuh pompa. Sementara untuk hilir malah kekurangan biaya untuk transmisi," kata Johanes.
Sedangan untuk memenuhi kebutuhan air, warga di desa-desa yang mengalami kekeringan, membeli air lewat mobil tengki. Di Kelurahan Nangaroro, Kecamatan Nangaroro misalnya warga mengumpulkan uang untuk membeli air seharga Rp75 ribu per 1.100 liter.
baca juga: Warga Aceh Berharap JK Hadiri Peringatan 15 Tahun Tsunami
Ketua RT 15 Kelurahan Nangaroro, Armandus Djogo mengatakan warga membeli air hanya untuk kebutuhan minum. Sedangkan untuk mandi dan cuci, mereka pergi ke sungai yang jaraknya sekitar 10 kilometer.
"Kalau pergi ke sungai ramai-ramai untuk mandi dan cuci," ujarnya. (OL-3)
BEBERAPA desa di kawasan lereng Gunung Merapi, di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, kini mengalami kekeringan
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (31/7) hujan masih turun di sejumlah daerah di Jawa Tengah terutama di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, namun dengan intensitas yang menurun.
Mundurnya musim tanam disebabkan adanya revitalisasi atau perbaikan saluran irigasi baik air yang mengalir melalui Saluran Induk Cipelang dan Saluran Induk Sindupraja.
Selain itu, BPBD juga akan membangun tiga sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih.
KEMARAU panjang semakin berlanjut menyelimuti kawasan Provinsi Aceh.
“Sampai hari ini belum ada permintaan, meskipun prakiraan musim kemarau sebenarnya sudah dimulai pada dasarian ketiga bulan Mei. Tapi kita siapkan,”
Masyarakat NTT diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang bersifat kering. Angin kencang ini berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
MUSIM kemarau menyebabkan krisis air bersih di sejumlah wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Krisis air bersih terjadi di Desa Lebaksiu Kidul, Kecamatan Lebaksiu, yang terdampak
TIGA daerah di Jawa Timur dalam status siaga darurat kekeringan akibat kemarau yang mulai melanda.
Di beberapa titik seperti Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, kondisi kering telah berlangsung lebih dari lima bulan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved