Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MASYARAKAT di Desa Karya Mulia, Kecamatan Rambang Kapak Tengah, Kota Prabumulih kini sudah memiliki cara baru dalam memberdayakan masyarakat. Dengan bantuan dari Pertamina EP Asset 2 Limau Field yang berkomitmen dalam program pemberdayaan masyarakat, yang tujuannya meningkatkan masyarakat di areanya.
Salah satunya dengan memberikan pendampingan untuk Pertaganik (Pertamina dan Toga Organik), yang merupakan salah satu corporate social responsibility (CSR) dari perseroan tersebut. Melalui program tersebut, Pertamina tidak hanya ingin memberikan pengetahuan pentingnya bertanam organik, namun juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya. Khususnya bagi masyarakat Desa Karya Mulia yang dominan merupakan petani sawit.
"Di sini mayoritas warganya bekerja di perkebunan sawit plasma. Sebelumnya kami hanya berpenghasilan dari hasil kebun sawit dan para wanita di desa ini sebagian di rumah mengurus keluarga. Sampai akhirnya Pertamina masuk dan memberikan penyuluhan dan edukasi tentang cara bertanam organik," ujar Winda, salah satu anggota Kelompok Wanita
Tani Saritani Desa Karya Mulia, Rabu (2/10).
Ia menjelaskan, kelompok ini merupakan kumpulan dari masyarakat di Desa Karya Mulia yang mengelola lahan di sekitar rumah untuk dijadikan lahan perkebunan organik.
"Ibu rumah tangga di desa ini semula hanya membantu suami berkebun. Kini ibu rumah tangga di sini sudah memiliki profesi dan kegiatan bercocok tanam," ucapnya.
Diceritakannya, setelah adanya penyuluhan dan edukasi mengenai tanaman obat keluarga, masyarakat Desa Karya Mulia mulai memahami bahwa tanaman di sekitar yang semula dianggap rumput ternyata memiliki banyak manfaat. Setelah pengenalan jenis obat, barulah masyarakat di desa tersebut mulai melek dan mengerti pentingnya tanaman disekitar rumah mereka.
"Masyarakat di desa ini kini kami menyibukkan diri menanam tanaman obat keluarga, juga sayur-sayuran dan buah-buahan. Lahan perkarangan kami disulap menjadi kebun yang ditata rapi," ucapnya.
Ditambahkan, Nurjanah, anggota KWT Saritani, ada beragam tanaman yang ditanam di perkebunan tersebut. Tercatat ada ratusan jenis tanaman. Baik tanaman obat ataupun sayuran dan buah.
"Semuanya adalah tanaman organik. Kami tidak menggunakan bahan-bahan mengandung zat kimiawi dalam pembudidayaan tanaman disini. Bahkan untuk pupuk menggunakan kompos yang kami buat sendiri," jelasnya.
Adapun pengetahuan dan edukasinya dibantu dari Pertamina. Nurjanah menerangkan, hasil dari jenis tanaman obat itu dipakai sendiri oleh masyarakat desa dan sebagian berhasil dipasarkan atau dijual.
"Kita mengkonsumsi sendiri,untuk tanaman obat. Mulai dari dewasa hingga anak-anak jika sakit, kami mencari dan meracik obat dari kebun ini. Di sini banyak tanaman obat yang bisa digunakan untuk berbagai penyakit. Untuk sayuran dan buah sendiri, kami konsumsi sendiri saat panen dan dijual ke pasaran," terang Nurjanah.
Ia mengungkapkan, dengan bercocok tanam seperti itu, bisa menambah penghasilan masyarakat di desa tersebut. Bahkan per minggu bisa menghasilkan Rp200 ribu per orang.
"Daripada tidak ada pekerjaan, dengan mengolah tanaman obat dan berkebun seperti ini, masyarakat desa bisa mendapatkan penghasilan tambahan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua KWT Karya Lestari Desa Karya Mulia, Suyoto menuturkan, hampir serupa dengan KWT Saritani, di KWT Karya Lestari pun sudah ada ratusan tanaman obat yang dijadikan obat herbal dan dimanfaatkan masyarakat sebagai obat sehari-hari. Bahkan kelompok ini pun sudah memasarkan produk tanaman herbal dari tumbuhan obat keluarga
yang dikeringkan di wilayah Prabumulih dan sekitarnya.
"Kita disini membentuk kelompok-kelompok. Jadi dari hasil produk yang kita jual, masuk kedalam kas dan dibagi sebagian untuk penghasilan
anggota kelompok," ujar dia.
Aneka tanaman yang dikelola di antaranya, rosella, lidah mertua, daun pegagan, kumis kucing, dan sebagainya. Pemberdayaan masyarakat seperti ini sudah dimulai sejak beberapa tahun belakangan. Ia mengaku hal itu bermula saat Pertamina EP Asset 2 Limau Field memberikan program pendampingan dan pemberdayaan kepada ibu-ibu di desa tersebut.
"Ada banyak program pendampingan dari Pertamina ini, mulai dari edukasi mengenai tanaman obat, pengolahan pupuk, cara pengolahan produk hingga
kemasan produk. Alhamdulillah, dengan dibekali pendampingan seperti ini, warga desa kami sudah mampu berkarya dan sekarang memiliki kegiatan positif yang menghasilkan," terang Suyoto.
Pertamina EP Asset 2 Limau Field Manager, Muhammad Nuh menuturkan, program pendampingan Pertaganik untuk Desa Karya Baru tersebut merupakan bagian dari CSR yang dilakukan perseroan.
"Kita berharap dengan program ini nantinya akan dapat membantu perekonomian masyarakat di desa ini. Masyarakat yang telah mengolah tanaman obat dan tanaman organik ini dapat memperoleh penghasilan tambahan. Untuk itu, sebagai bentuk perhatian kami, kami memberikan sumbangsih berupa pendampingan," jelasnya.
Selain diajarkan untuk mengelola pertanian, warga pun di ajak untuk membuat pupuk organik yang berasal dari lingkungan sekitar Desa Karya Mulia tersebut.
"Program ini bertujuan untuk membangun kemandirian Desa Karya Mulia dalam urusan pangan, kebutuhan obat-obatan, lingkungan dan perekonomian. Saat ini telah terbentuk 7 KWT dan 2 TOGA milik perorangan. Selain TOGA dan SORGA, terdapat juga implementasi penggunaan pupuk organik pada perkebunan karet," jelasnya.
baca juga: Desa Latonliwo Satu Jadi Model Program Sanitasi
Wakil Walikota Prabumulih, Andriansyah Fikri mengapresiasi program pendampingan Pertamina untuk masyarakat di Desa Karya Mulia. Sebab, dengan begitu, masyarakat di desa tersebut bisa mendapatkan penghasilan tambahan dan perekonomian di desa tersebut pun menjadi lebih maju.
"Kami berharap hal seperti ini bisa diterapkan di desa lain.Sehingga masyarakat di desa-desa yang ada di Kota Prabumulih dapat lebih memacu kegiatan desanya lebih berdaya. Kita juga berharap pihak lain juga terinspirasi dari program pemberdayaan seperti ini sehingga masyarakat Prabumulih dapat lebih berdaya saing dalam segala hal," tandasnya. (OL-3)
PT Pertamina (Persero) memperkenalkan inovasi digital terbaru dalam pengelolaan perizinan melalui penerapan berbasis teknologi geospasial ArcGIS.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
Pertamina dinilai telah menerapkan tata kelola yang sangat baik dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) sesuai standar ISO 37001:2016.
Pemerintah Kota Sorong menggelar audiensi bersama PT Pertamina guna membahas berbagai isu strategis terkait distribusi dan pengawasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Pertamina dinilai sangat mendukung Kejaksaan Agung dalam melakukan penegakan hukum. Termasuk penetapan status tersangka dan upaya penangkapan M Riza Chalid.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terus mengedepankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dalam menjalankan operasionalnya.
Pupuk Kaltim membantu merancang model pertanian modern di Kelurahan Bulutana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Program MMSGI dinilai mendorong kemandirian ekonomi masyarakat adat Dayak Kenyah, di Desa Lung Anai Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility, dengan fokus pada pencapaian ESG perusahaan dalam kerangka SDGs PBB.
Pupuk Kaltim perkuat program TJSL untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
PT Astra Agro Lestari mendorong peran pemuda dalam mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kawasan perkebunan kelapa sawit.
PT Pertamina berhasil meraih penghargaan tertinggi sebagai Pembina UMKM Paling Berdedikasi dalam ajang UMKM BUMN Award 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved