Headline

Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.

Pertamina Kirim Perdana Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan Berbasis Minyak Jelantah

Liliek Dharmawan
12/8/2025 12:28
Pertamina Kirim Perdana Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan Berbasis Minyak Jelantah
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Langkah ini menandai pencapaian penting d(Dok.Pertamina)

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Langkah ini menandai pencapaian penting dalam peta jalan pengembangan bahan bakar ramah lingkungan di Indonesia.

Direktur Utama KPI, Taufik Adityawarman menyebut pengiriman tersebut sebagai kebanggaan nasional. “Hari ini bukan hanya kebanggaan bagi Pertamina, tetapi juga bagi Indonesia. Produk SAF berbasis minyak jelantah dari Cilacap resmi kami kirim untuk penerbangan komersial,” ujarnya.

Sebanyak 32 kiloliter SAF akan digunakan pada penerbangan maskapai Pelita Air Services rute Jakarta–Denpasar pada pertengahan Agustus. Produk ini diproses di Green Refinery Cilacap dengan teknologi Co-Processing UCO, memanfaatkan Katalis Merah Putih hasil inovasi dalam negeri.

Menurut Taufik, SAF ini mampu menurunkan emisi karbon hingga 84% dibandingkan avtur fosil. “Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai net zero emission pada 2060 atau lebih cepat,” jelasnya.

Produk tersebut telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan DefStan 91-091, menjadikannya SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang mengantongi sertifikasi resmi. Tahap awal produksi ditargetkan 9 metric barrel dengan kandungan UCO 2–3%, dan akan berlanjut dengan pengiriman 1,7 juta liter untuk Bandara Soekarno-Hatta.

Wakil Direktur Utama Pertamina, Oki Muraza, menambahkan bahwa SAF Pertamina menjadikan perusahaan sebagai satu-satunya produsen SAF Co-Processing di ASEAN. Teknologi yang digunakan bahkan mampu memproses minyak jelantah hingga 3%, melampaui kemampuan lisensor internasional.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, menekankan peran masyarakat dalam mengumpulkan minyak jelantah melalui titik-titik pengumpulan di SPBU. “Kami menerapkan prinsip People, Profit, Planet agar produksi SAF memberi manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan,” ujarnya.

Pelita Air Service menjadi maskapai pertama yang menguji bahan bakar ini. Direktur Utamanya, Dendy Kurniawan, menyebut penggunaan SAF sebagai terobosan penting demi keberlanjutan energi hijau.

Komisaris Independen KPI, Prabunindya Revta Revolusi, menilai inovasi ini akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global, mengingat avtur SAF Pertamina memiliki kandungan 2,5% yang tertinggi di dunia.

Komisaris Utama Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan mengatakan, produksi Pertamina SAF merupakan titik awal dari perjalanan penjalanan penjang Pertamina dalam membangun ekosistem energi yang berkelanjutan. Untuk mendukung industri penerbangan nasional, lanjutnya, ekosistem Pertamina SAF harus terus menjaga mutu produk ini dalam setiap tahapannya. Dan untuk jangka panjang, Mochamad Iriawan meminta manajemen terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produksi dalam memproduksi bahan bakar hijau.

“Di antaranya melalui komitmen KPI yang telah berencana memperluas produksi PertaminaSAF ke kilang lain, seperti Kilang Dumai dan Kilang Balongan, yang akan menjadi simpul penting dalam rantai pasok energi berkelanjutan serta komitmen kita semua untuk terus menjaga mutu produk PertaminaSAF dalam setiap tahapannya.” pungkasnya.

Peluncuran perdana SAF ini bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 RI, menjadi simbol semangat kemandirian energi dan inovasi anak bangsa. (H-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya