Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kolaborasi BRIN-Banjarnegara Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

Antara
24/3/2025 12:01
Kolaborasi BRIN-Banjarnegara Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar
Ilustrasi sampah plastik(ANTARA/Ari Bowo)

INOVASI pengolahan sampah plastik dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan Bank Sampah Banjarnegara (BSB), Jawa Tengah. Hasil akhirnya sampah menjadi bahan bakar (petasol) yang didapat melalui pengolahan di mesin fast pyrolysis (faspol).

"Pengolahan sampah plastik menjadi petasol adalah solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah sekaligus menyediakan energi alternatif," kata Kepala Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) BRIN Nugroho Adi Sasongko melalui keterangan di Jakarta, Senin (24/3).

Koordinator Kelompok Riset Valorisasi Sumber Daya dalam Rekayasa Sirkukar Berkelanjutan, PR SPBPDH BRIN Tri Martini Patria menjelaskan bahwa pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar memiliki potensi ekonomi yang menarik.

"Pengolahan sampah plastik menjadi petasol dengan prinsip ekonomi sirkular tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan," ucap Tri Martini.

Peneliti PR SPBPDH BRIN lainnya Heru Susanto menambahkan, petasol telah diuji di laboratorium BRIN dan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dinyatakan memenuhi standar bahan bakar setara minyak solar B0.

"Semakin bersih dan kering sampah plastik yang diolah maka yield dan kualitasnya semakin baik," ungkapnya.

Bupati Banjarnegara Amalia Desiana menyampaikan apresiasi atas pendampingan dan kerja sama penelitian yang telah dilaksanakan. Ia berharap, hal itu dapat menjadi alternatif solusi bagi permasalahan pengelolaan sampah di wilayah tersebut.

"Dalam dua tahun ini telah dihasilkan riset yang mendukung pembangunan di Banjarnegara. Kami masih tetap membutuhkan kehadiran BRIN ke depan, agar harmonisasi kerja sama riset dapat disebarkan pada skala lebih luas," ucap dia.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya