Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
AGUSTUS menjadi momen transformatif bagi Vietjet dengan tiga pencapaian penting yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai maskapai perintis di Asia, sekaligus mitra terpercaya bagi wisatawan global maupun Indonesia.
Maskapai ini meresmikan pembangunan Pusat Perawatan dan Rekayasa Pesawat mutakhir di Bandara Internasional Long Thanh, menjadi maskapai pertama di Vietnam yang mengoperasikan penerbangan dengan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) hasil produksi dalam negeri.
Perusahaan itu juga kembali dianugerahi penghargaan Best Workplace in Asia dari HR Asia untuk kelima kalinya berturut-turut, sebagai wujud konsistensi dalam membangun budaya kerja yang berorientasi pada karyawan.
Pusat Pemeliharaan Long Thanh, Masa Depan Penerbangan Vietnam Sebagai bagian dari 80 inisiatif strategis dalam rangka memperingati HUT ke-80 Hari Nasional Vietnam (2 September), Vietjet resmi memulai pembangunan Pusat Perawatan dan Rekayasa Pesawat di Bandara Internasional Long Thanh.
Fasilitas senilai hampir US$100 juta ini mencakup Hanggar 3 dan 4 di Bandara Internasional Long Thanh yang akan menjadi bandara utama di Vietnam.
Dengan infrastruktur modern berstandar internasional, hub tersebut dirancang untuk melayani hingga 10 pesawat sekaligus. Selain menunjang ekspansi armada Vietjet, fasilitas ini juga mendukung operasional maskapai penerbangan domestik maupun internasional, sekaligus memperkuat posisi Vietnam sebagai hub penerbangan kawasan.
Investasi ini menegaskan visi jangka panjang Vietjet serta komitmennya dalam membangun infrastruktur berkelanjutan yang berorientasi pada masa depan.
Melalui kemitraan dengan Petrolimex Aviation, Vietjet menerima 1.200 meter kubik bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) yang dicampur di Depot Minyak Nha Be, Vietnam, yang sepenuhnya mengikuti standar internasional ISCC Uni Eropa.
Pencapaian ini melanjutkan capaian penerbangan perdana Vietjet dengan SAF pada Oktober 2024 dan juga menegaskan komitmen maskapai dalam mengurangi emisi karbon, melindungi lingkungan, serta mendukung Strategi Pertumbuhan Hijau Nasional Vietnam dan target nol karbon global pada tahun 2050 mendatang.
Wakil Presiden Tetap Vietjet To Viet Thang menyatakan, perjanjian kerja sama antara Vietjet dan Petrolimex Aviation menggarisbawahi komitmen terhadap pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Melalui ekspansi armada yang terdiri dari ratusan pesawat modern, Vietjet berkomitmen meningkatkan penggunaan SAF demi mendorong transisi hijau di Vietnam dan dunia," katanya dalam keterangan resmi.
Uong Viet Dung, Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam, menambahkan, pemanfaatan SAF yang dicampur di dalam negeri memiliki nilai strategis karena mampu membuka jalan bagi rantai pasokan domestik yang berkelanjutan sekaligus memenuhi tuntutan pasar internasional.
"Inisiatif ini juga memperkuat sinergi antara maskapai, penyedia bahan bakar, regulator, dan lembaga keuangan dalam memperluas penggunaan SAF di Vietnam," ucapnya.
Diproduksi menggunakan bahan baku terbarukan seperti minyak jelantah, limbah pertanian, biomassa kayu, serta sampah perkotaan, SAF mampu memangkas emisi karbon hingga 80% selama masa pakainya jika dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional. (E-1)
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved