Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Semangat Berkoperasi Hidup Lagi

Ferdinandus Rabu
20/9/2019 11:30
Semangat Berkoperasi Hidup Lagi
Ilustrasi -- Koperasi(Medcom.id/Rakhmat Riyandi)

MENGALIRNYA dana desa memberi harapan bagi masyarakat Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dana itu menggairahkan kembali semangat mereka untuk berkoperasi demi kepentingan dan kesejahteraan bersama.

Melalui badan usaha milik desa (bumdes) yang dibangun pada 2018 lalu, sebesar Rp77 juta dari dana desa mereka manfatakan untuk dana bergulir bagi pengembangan koperasi simpan pinjam bernama Karya Bersama. Koperasi simpan pinjam itu menjadi jawaban bagi masyarat desa dalam memenuhi kebutuhhan tak terduga bagi warga yang kesulitan.

"Sekitar bulan Juni 2018 kami mulai membangun badan usaha milik desa dengan penyertaan modal dari dana desa sebesar Rp130 juta. Sebagain di antaranya, yaitu Rp77 juta kami pakai untuk dana bergulir bagi pemberdayaan koperasi simpan pinjam, khusus bagi warga desa ini," kata Kepala Desa Pledo Samsudin Samon Deran, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, upaya menghidupkan kembali koperasi desa melalui peran badan usaha milik desa itu mereka lakukan untuk mengajak warga agar tidak meminjam uang kepada para tengkulak atau rentenir. Koperasi merupakan ciri khas Indonesia dalam semangat kekeluargaan untuk kesejahteraan bersama.

Menurutnya, banyak warga yang mulai beralih masuk sebagai anggota koperasi. Sebab, koperasi bisa memberikan bantuan pinjaman dana kepada mereka dengan bunga rendah, yakni 0,75%. "Kehadiran koperasi melalui badan usaha milik desa memang sangat bermanfafat bagi masyarakat. Saat ini jumlah nasabahnya terus meningkat, sekitar 34 orang," ujarnya.

Ia mengungkapkan, biasanya warga meminjam uang ke Koperasi Simpan Pinjam Karya Bersama untuk memenuhi biaya pendidikan sekolah anak, menambah modal usaha nelayan, dan keperluaan mendadak seperti kematian atau biaya perawatan kesehatan.

Dana yang bisa dipinjamkan kepada anggota maksimal Rp5 juta. Bunga pinjaman yang diperoleh dari warga kemudian disimpan sebagai kas desa untuk terus menghidupkan koperasi di desa itu. ia menyebutkan, hasil pengelolaan koperasi kini mulai terlihat dengan meningkatkan kas desa yang beerdampak pula pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Menurut Samsudin, keuntugan dalam kas desa tahun ini masih dihitung. Pada tahun lalu keuntungan yang masuk ke kas desa mencapai Rp13 juta lebih sehingga PAD 2018 mencapai sekitar Rp2 juta.

"Hasilnya memang masih kecil. Tetapi kami terus berupaya agar melalui badan usaha milik desa perekonomian desa terus meningkat. Yang lebih penting lagi adalah semangat gotong royong dan kekeluargaan melalui koperasi terus hidup dan dipelihara," tegas Samsudin.

Melalui badan usaha milik desa pula, pemerintah desa terus berupaya meningkatkan pengelolaan potensi desa. Antara lain potensi garam dan wisata laut, agar bermanfaat bagi kesejahteraan 500 keluarga yang tersebar di desa itu.

Revolusi industri

Sementara itu, Desa Sukajembar di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendorong masyarakat setempat tidak gagap teknologi seiring perkembangan revolusi industri 4.0. Melalui Badan Usaha Milik Desa Multi Jembar Sejahtera, pemerintahan desa membuat berbagai inovasi.

"Dengan adanya Badan Usaha Milik Desa Multi Jembar Sejahtera, kami memberikan solusi kepada masyarakat agar bisa merasakan perkembangan zaman digitalisasi revolusi industri 4.0. Salah satunya memberikan akses perbankan dengan mudah, hemat, dan cepat," kata Kepala Desa Sukajembar Dadang Romdona.

Salah satu bentuk akses perbankan itu, yakni pembukaan rekening tabungan sekaligus kartu anjungan tunai mandiri (ATM) secara gratis. Dadang meyakini langkah itu bisa mendidik masyarakat sadar menabung. (BB/N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya