Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PENDEKATAN komunitas dan berbasis nilai-nilai lokal perlu dilakukan untuk membangun dan mengembangkan koperasi dari bawah. Pengalaman Credit Union Keling Kumang (CUKK) di Kalimantan Barat dapat menjadi rujuan dalam mengembangkan koperasi yang dimulai dari bawah.
"Sudah saatnya Indonesia tidak terus mengandalkan pendekatan asing dalam membangun ekonomi kerakyatan. Keling Kumang bisa menjadi acuan konkret bagi pengembangan koperasi di berbagai daerah di Indonesia," papar Rektor Universitas Koperasi Indonesia, Agus Pakpahan dalam kuliah umum dan bedah buku bertajuk Model Koperasi Mondragon di Indonesia Pengalaman Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat untuk Jawa Barat dan Nusantara, di Kampus Ikopin, Jatinangor, Jabar, Kamis (17/7).
Dia melanjutkan CU Keling Kumang dimulai dari puluhan anggota, kini memiliki 230 ribu anggota dengan aset mencapai Rp2,23 triliun.
"Ini bukti model koperasi berbasis komunitas berhasil," ujar Agus.
Agus menyampaikan kegiatan ini sebagai bagian dari tindak lanjut kerja sama Universitas Koperasi Indonesia dan Keling Kumang dalam memperkuat pengembangan koperasi komunitas di daerah.
“MoU sudah ditandatangani. Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung siap menjadi pilot project," ujar dia.
Rektor Institut Teknologi Keling Kumang Kalimantan Barat Stefanus Mansiun, yang juga pendiri sekaligus Ketua CUKK, menyampaikan Keling Kumang berdiri pada 1993 hingga kini.
Ia menjelaskan model koperasi simpan pinjam itu dikelola profesional sehingga bisa berkembang menjadi basis bagi unit-unit usaha koperasi lainnya sehingga membentuk sistem ekonomi alternatif yang inklusif.
"Keberhasilan Keling Kumang tidak lepas dari sinergi yang dibangun bersama masyarakat setempat sejak berdiri. Kami memakai pendekatan komunitas dan berbasis nilai-nilai lokal," pungkasnya. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved