Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Polres Cianjur Sisir Daerah Terdampak Gempa Banten

Benny Bastiandy
04/8/2019 11:45
Polres Cianjur Sisir Daerah Terdampak Gempa Banten
Warga beraktivitas di rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8).(Antara)

JAJARAN Polres Cianjur, Jawa Barat, menyisir sejumlah daerah terdampak gempa 6,9 skala richter berpusat di Sumur, Banten, Jumat (2/8) malam. Termasuk juga mengumpulkan semua kapolsek yang wilayahnya memiliki wilayah garis pantai untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi gempa dan tsunami.

"Sejak Sabtu (3/8) kami menyisir beberapa wilayah yang informasinya terdampak gempa. Di Kecamatan Campaka, kami menyisir hingga ke situs megalitikum Gunung Padang. Alhamdulillah, di sana tidak terdapat bangunan atau pun fasilitas lain yang terdampak gempa Banten," tutur Kapolres Cianjur Ajun Komisaris Besar Soliyah kepada wartawan, Minggu (4/8).

Penyisiran dilanjutkan ke wilayah pesisir pantai selatan Cianjur. Terutama ke Kecamatan Agrabinta yang dikabarkan terdapat bangunan rumah warga yang mengalami kerusakan akibat gempa.

"Hasil lakukan pengecekan di Kecamatan Agrabinta. Dari laporan Kapolsek, terdapat empat rumah yang terdampak gempa 6,9 skala richter pada Jumat (2/8) malam. Rata-rata kerusakannya pada bagian dinding tembok rumah yang mengalami retak-retak," tuturnya.

Kabupaten Cianjur memiliki garis pantai sepanjang hampir 77 kilometer yang membentang dari Kecamatan Agrabinta, Kecamatan Sindangbarang, dan Kecamatan Cidaun. Soliyah memandang perlu adanya peningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama gempa dan tsunami di wilayah-wilayah tersebut.

"Karena itu, kami juga mengumpulkan kapolsek-kapolsek yang wilayah tugasnyamemiliki garis pantai. Langkah ini untuk mengantisipasi apabila terjadi gempa susulan," ungkapnya.

Soliyah menyebutkan Polres Cianjur mengingatkan kembali pentingnya pengecekan jalur-jalur evakuasi seandainya terjadi tsunami. Utamanya meningkatkan kembali sosialisasi evakuasi kepada masyarakat.

"Jalur-jalur evakuasi itu penting dalam situasi dan kondisi yang sifatnya emergensi. Selain mengecek kembali jalur-jalur evakuasi, perlu juga dilihat kembali titik kumpul dan tempat-tempat pengungsian maupun lokasi yang akan digunakan untuk dapur umum," imbuh Soliyah.

Ia berharap tidak terjadi tsunami di di Kabupaten Cianjur. Namun upaya antisipasi dan sosialisasi kepada masyarakat menghadapinya harus terus digiatkan karena potensinya ada.

"Kita harus tetap siap siaga dan waspada apabila itu (tsunami) terjadi. Sehingga, baik masyarakat, Muspika, dan kami dari Polri serta TNI bisa melakukan evakuasi dengan persamaan persepsi sesuai masing-masing SOP. Dengan adanya persamaan persepsi ini maka bisa meminimalkan korban seandainya terjadi tsunami," beber dia.

Sementara itu, data sementara BPBD Kabupaten Cianjur, menyebutkan hingga saat ini baru tiga bangunan rumah di tiga kecamatan yang dilaporkan rusak akibat gempa Banten. Kondisinya dikategorikan rusak sedang.

baca juga: Pantang Bawa Ikan Mas Ke Tangkuban Parahu

"Hasil laporan sementara, tiga rumah yang rusak akibat dampak gempa di Banten berada di Desa Bojongkaso Kecamatan Agrabinta, di Desa Cibadak Kecamatan Cibeber, dan di Desa Mekarmulya Kecamatan Pasirkuda," tutur Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Sugeng Supriyatno.

Sugeng menyebut data tersebut sifatnya masih sementara. BPBD masih memantau perkembangan di lapangan dan mengecek setiap laporan.

"Kami masih mendata, karena sifatnya masih sementara," tandas Sugeng. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya