Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wabah Rabies Menyebar di 11 Kecamatan di Sikka

Palce Amalo
21/7/2019 19:00
Wabah Rabies Menyebar di 11 Kecamatan di Sikka
Dr. Asep Purnama, Pemerhati Rabies yang juga Satuan Medis Fungsional Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere, Sikka(MI/Palce Amalo)

PEMERINTAH Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, menetapkan wabah rabies di daerah itu sebagai kejadian luar biasa (KLB) lantaran telah menyebar di 11 dari 21 kecamatan di daerah itu, serta menimbulkan korban jiwa.

"Dari 934 gigitan anjing selama Januari-Juli 2019, dua orang meninggal dan 27 spesimen otak anjing positif rabies," kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka, dr Maria Bernadina, kepada Media Indonesia, di Kupang, Minggu (21/7).

Spesimen otak anjing positif rabies sesuai hasil pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Bali, yakni berasal dari Kecamatan Waigete, Kewapante, Bola, Doreng, Nita, Koting, Kangae, Lela, Hewokloang, Alok Timur, dan Alok Barat.

Dari laporan kasus rabies tersebut, satu kasus di Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat, merupakan kasus baru karena sebelumnya tidak ada kasus rebies di wilayah itu. Sedangkan kasus gigitan anjing yang dilaporkan terakhir terjadi pada seorang petugas vaksinator di Kecamatan Waigete.

Korban bernama Laurensius Kila digigit anjing pada jari telunjuk saat menyuntikan vaksin antirabies pada Kamis (18/7). Laurensius langsung dilarikan ke puskesmas untuk diberi vaksin setelah sebelumnya luka gigitan anjing dicuci.


Baca juga: Rampung, Tol Palembang-Kayu Agung segera Diresmikan


Menurut Maria, kasus rabies di Sikka ditetapkan KLB karena terjadi peningkatan kasus sebesar 50% jika dibandingkan gigitan anjing pada 2018 sebanyak 1.614 kasus, dan gigitan pada 2017 sebanyak 945 kasus.

Dia menyebutkan setelah ditetapkan KLB, pihaknya melakukan vaksinasi anjing di 11 kecamatan tersebut, serta menghimbau masyarakat mengikat anjing milik mereka di rumah, tidak menerima anjing dari 11 kecamatan yang terkena wabah rabies, dan tidak membawa anjing ke luar daerah.

"Respons tercepat dan termurah saat ini adalah ikat anjin dan respons kedua ialah vaksinasi darurat anjing," ujarnya.

Sementara itu, pemerhati rabies dari Rumah Sakit TC Hillers Maumere, dr Asep Purnama, meminta pejabat di daerah itu maupun di tingkat provinsi, bahu-membahu membantu masyarakat agar terhindar dari rabies.

Menurutnya, setelah 11 kecamatan tersebut ditemukan anjing rabies, Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka sudah terkepung virus rabies.

"Sejak 2015, saya berhadapan dengan kasus-kasus rabies. Saya minta para stakeholder memanfaatkan jabatan mereka untuk membantu masyarakat terhindar dari rabies," kata Asep. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya