Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Kesulitan Air Bersih, Warga Dusun Nagekeo Jarang Mandi

Ignas Kunda
04/7/2019 20:50
Kesulitan Air Bersih, Warga Dusun Nagekeo Jarang Mandi
Markus Madhi, warga Dusun 01 Desa Waekokak, NTT, menimba air sumur. Air sumur hanya digunakan untuk mencuci kaki dan kebutuhan cuci kakus(Ist)

MEMASUKI musim kemarau panjang tahun ini, sejumlah wilayah di Indonesia timur mulai mengalami kesulitan air bersih. Sejumlah warga dusun di dusun 01 dan 02, Desa Waekokak, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, jarang mandi karena karena kesulitan air.

"Kami hanya mandi dua kali dalam satu minggu, dengan tidak pakai sabun tidak gosok karena tambah daki," keluh Markus Madhi, warga RT 05 Dusun 1, Kamis (4/7).

Menurut Markus, mereka terpaksa membeli air yang dijual dengan mobil-mobil tanki piikap seharga Rp60 ribu untuk tangki berukuran 1.100 liter, karena air sumur samping rumahnya sangat asin dan hanya digunakan untuk ke kamar WC.

Ia menambahkan, konsumsi air yang dibeli dari Kota Mbay ini bisa bertahan sebulan bila hanya digunakan untuk hanya untuk minum dan masak. Namun bila digunakan juga untuk kebutuhan lain maka hanya akan bertahan seminggu.

"Kami uang dari mana kalau beli terus apalagi kami hanya petani. Air sumur ini ternak juga tidak mau minum karena asin sekali," lanjut dia.

Markus mengisahkan, kesulitan air sudah dirasakan sejak 1996 saat pertama kali mereka tinggal di desa ini menjadi transmigran lokal. Sebelum ada mobil tangki yang berjualan air, mereka juga terpaksa mengambil air ke Sungai Aesesa yang berjarak kurang lebih 3 kilometer bila tak ada air di desa.

"Pengiriman (dropping) air pernah dilakukan Pemda namun hanya bertahan sebentar. Pernah mereka antar kami air pakai tangki, air tidak jernih mungkin sedot dari kali (sungai) lalu kasih kami di sini tapi terpaksa kami ambil karena air tidak ada," imbuh Markus.


Baca juga: Sejumlah Wilayah Jatim Berpotensi Terjadi Kekeringan Ekstrem

 

Hal serupa juga dikeluhkan Muhamad Daud Wungo, warga dusun 02 yang juga mantan Kades Waekokak.

Menurut Wungo, kesulitan air sudah sejak puluhan tahun lalu ketika mereka tinggal di Desa Waekokak. Ia mengaku harus membeli air seharga 60 ribu rupiah per tangki ukuran 1.100 liter per dua minggu.

"Kami juga mandi jarang, air yang beli pakai dua minggu minum, masak, sedangkan cuci pakai air di sawah," tutur Wungo.

Ia dan warga lainnya cemas karena musim kemarau tahun ini datang lebih cepat dan masih panjang hingga akhir tahun.

Menurut Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi secepatnya berkaitan dengan kekeringan yang melanda warga desa Waekokak karena ini sudah masuk kategori bencana.

Ia mengakui pihaknya belum mendapatkan laporan terkait kekeringan.

"Kami tahu air bersih adalah kebutuhan yang sangat mendesak, selain listrik dan infrastruktur jalan, pemerintah menyadari ini, laporan ini kami terima dan kami akan tangani secepatnya," tegas Waja.

Waja menambahkan dalam anggaran 2019 pihaknya sudah mengalokasikan dana untuk daerah yang kesulitan air bersih dan targetnya kebutuhan air bersih akan terpenuhi seluruh Nagekeo pada 2021. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya