Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
TUJUH dari 12 pelajar sekolah menengah atas (SMA) yang terkait kasus pengeroyokan dengan pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berinisial Aud, 14, memberikan klarifikasi kepada media di Pontianak, Rabu (10/4) sore.
Ketujuh pelajar didampingi Komisioner KPPAD Pontianak Alik R Rosyad dan sejumlah keluarga.
Saat memberikan klarifikasi, ketujuh pelajar tersebut mengenakan masker penutup wajah dan tampak terisak menangis.
Baca juga: KPPAD Berikan Pendampingan Korban Perundungan di Pontianak
Para pelajar tersebut secara bergantian menyampaikan permintaan maaf kepada korban Aud. Namun di antara mereka ada yang menyatakan memang tidak berada di dua lokasi kejadian, di Aneka Vapiliun di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya di Sutan Syahrir, Pontianak, pada Jumat (29/3), pukul 14.30 WIB.
Mereka juga menyatakan kecewa dengan pemberitaan di media sosial yang menyebut mereka melakukan kekerasan dengan mengeroyok secara beramai-ramai.
Mereka juga membantah telah menganiaya korban dengan cara-cara seperti yang diungkap di media sosial.
Mereka berkelahi satu lawan satu, yang melibatkan tiga orang, yakni Ec dan Aud, Ll dan Aud, dan Ar dan Aud.
Sementara teman-teman yang lain hanya menyaksikan dan ada beberapa di antara mereka ternyata tidak berada di lokasi kejadian.
Di antara mereka ada yang mencoba untuk melerai perkelahian tersebut, namun khawatir akan dianggap mendukung perkelahian tersebut.
"Jadi kami tidak mengeroyok Aud. Kami berkelahi satu lawan satu," kata salah seorang pelajar tersebut.
Kronologis kejadian
Salah seorang pelajar berinisial Ec, 17, mengakui perkelahian dimulai dari dirinya dengan Aud karena kekesalannya terhadap korban yang sering merundung dirinya di media sosial. Kemudian ia dan Aud membuat janji untuk menyelesaikan masalah tersebut pada Sabtu (30/3) malam di tepian sungai Kapuas.
"Tetapi Jumat siang Aud menghubungi saya dan mengajak menyelesaikan masalah kami saat itu juga," katanya.
Aud, lanjut dia, menyatakan tak memiliki kendaraan, sehingga dia pun dijemput saudara sepupunya yang bernama Pp dengan mengendarai sepeda motor.
Mereka (Ec dan Aud), lanjut Ec, bertemu di tempat kejadian dan beradu mulut lantas terjadilah perkelahian. Perkelahian berlanjut ke Taman Akcaya yang melibatkan Ar dan Ll, namun tetap satu lawan satu.
Baca juga: Tiga Pelajar SMA Jadi Tersangka Penganiayaan Audrey
Komisioner KPPAD Pontianak Alik R Rosyad menjelaskan kronologis perkelahian tersebut.
Menurut Alik, berdasarkan penjelasan para pelajar tersebut, perkelahian diawali dari Ec dan Aud di Aneka Vapiliun. Kemudian Aud mencoba lari ke Taman Akcaya yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pertama. Aud kemudian dikejar Ec.
Saat sedang mengejar korban, sambung Alik, Ec bertemu Ar di Jalan Uray Bawadi. Ar kemudian diajak mengejar Aud, dan mereka bertemu korban di taman Akcaya. Kemudian Aud berkelahi dengan Ar. Setelah selesai berkelahi dengan Aud, Ll datang dan berkelahi lagi dengan Aud di lokasi yang sama.
Polres Kota Pontianak telah melakukan visum terhadap korban dan menetapkan tiga tersangka pelaku yakni Ar, Ec, dan Ll.
"Tetapi fakta yang ada itu menjambak rambut, mendorong sampai terjatuh, memiting, dan melempar sandal. Itu ada dilakukan. Dan tidak ada tindakan melukai alat kelamin," kata Kapolresta Pontianak Kombes M
Anwar Nasir.
Menurut Nasir, sebanyak sembilan saksi sudah menjalani pemeriksaan, termasuk saksi korban dan saksi pelapor yakni ibu korban. Dalam kasus tersebut korban juga sudah diambil visumnya. (X-15)
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mendorong dilakukan pencegahan terhadap terjadinya tindak kekerasan kepada anak secara berulang atau reviktimasi.
Hampir setengah anak di Indonesia mengalami kekerasan. Temukan fakta penting tentang perlindungan anak dan langkah untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.
POLISI masih menelusuri keberadaan orangtua anak berusia 7 tahun berinisial MK, yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Pasar Kebayoran Lama beberapa waktu lalu.
Berikut fakta-fakta kondisi terkini MK, anak perempuan 7 Tahun yang diduga dianiaya dan dibuang ayahnya di Pasar Kebayoran Lama, Jaksel
KPAI berkoordinasi dengan Tim Subdit Anak Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri terkait anak yang ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dari gerak-geriknya, sang satpam melihat pria itu menaruh anaknya di lantai beralaskan kardus.
PRIA di Bekasi, Jawa Barat, berinisial T, 37, menjadi korban pengeroyokan dan pencurian. Korban dikeroyok oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai debt collector.
BUNTUT viral pengeroyokan seorang wanita berinisial RP, 30, oleh sekelompok debt collector di depan Mapolsek Bukit Raya, Pekanbaru, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan memutasi Kapolsek Bukit Raya Komisaris Syafnil.
SEORANG ibu dan anak menjadi korban pengeroyokan di Kalibaru, Kota Bekasi, Jawa Barat. Akibat pengeroyokan tersebut Ibu dan anak mengalami luka gigitan dan cakaran.
POLISI mengamankan seorang pria yang kedapatan mencuri burung milik warga di Jalan Menara Air, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Maling tersebut nyaris tewas usai dihakimi massa.
PENJUAL kopi keliling atau yang kerap disebut Starling, berinisial A, menjadi korban pengeroyokan sejumlah pria di Jalan Raya Boulevard, Gading Serpong, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang.
SATU keluarga yang terdiri ibu dan anak-anaknya melakukan pengeroyokan dan pelecehan dengan menelanjangi wanita berinisial E, 41,di Pluit Jakarta Utara karena diduga berselingkuh
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved