Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Perangi Hoaks, Relawan Ma'ruf Amin Gandeng Milenial Sumut

Micom
06/3/2019 16:50
Perangi Hoaks, Relawan Ma'ruf Amin Gandeng Milenial Sumut
(Ist)

PERANG terhadap hoaks atau berita bohong terus dilakukan konsolidator relawan calon Wakil Presiden nomo urut 01 KH Ma'ruf Amin, Master C19 Portal KMA. Lokasi sosialisasinya kini di Sumatra Utara. Mereka menggandeng kaum milenial setempat. Bukan sekadar memahami, para milenial Sumut juga diminta untuk menghindari hoaks.

Kampanye antihoaks digelorakan Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA, Ahmad Syauqi. Gus Oqi-sapaan akrab putra Kiai Ma'ruf itu-pun sukses membakar semangat milenial Sumut untuk memerangi hoaks. Melalui Workshop Kontra Hoaks di Hotel Garuda Plaza, Medan, Sumut, Rabu (6/3), ia menegaskan, hoaks sebagai ancaman serius dan membahayakan negara.

"Hoaks ini sangat membahayakan. Bisa mengganggu dan mengancam keutuhan NKRI. Sebab, isi dari hoaks ini menyesatkan dan bisa menjadi adu domba. Untuk itu, kami tetap berkomitmen memerangi hoaks. Kami ajak para generasi muda Sumut untuk aktif ambil bagian dalam kampanye ini," ungkap Gus Oqi.

Menggandeng milenial, workshop pun ditutup dengan komitmen bersama. Deklarasi untuk memerangi hoaks. Sebab, hoaks sering membuat resah masyarakat khususnya menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Pemilihan Umum Legislatif pada 17 April 2019.

 

Baca juga: KPU Cianjur mulai Sortir dan Lipat Surat Suara Pilpres

 

Selain Gus Oqi, hadir juga beberapa tokoh penting dalam deklarasi ini, antara lain Mufti Makarim, Habib Husein Ja'far Al Badar, Dodi Dwi Nugroho (Master C19 KMA), dan Aswan Jaya (inisiator). 

Lebih lanjut, Gus Oqi kembali mengingatkan bahaya hoaks. Berita bohong itu ibarat bom atom dengan daya rusak luas. Seperti tanaman beracun yang dikonsumsi hingga menjadi penyakit kronis dalam masyarakat.

"Sekali lagi, kami ingatkan bahaya hoaks ini. Berita bohong ini dahsyat dampaknya, seperti bom atom. Sangat menghancurkan dengan skala luas. Kalau terus dikonsumsi masyarakat, bisa menjadi racun yang mematikan. Jadi, mari hindari penyebaran hoaks. Cara ini bisa dimulai dari lingkungan kecil, seperti teman atau keluarga," terangnya.

Lebih luas, strategi membungkam hoaks pun dipaparkannya. Masyarakat diminta menyaring informasi yang masuk. Informasi itu lalu dicek kebenarannya. Tidak gegabah menyebarkan informasi sebelum 100% mendapatkan keakuratan data dan informasi. Karena itu, workshop ini diharapkan bisa menjadi agen untuk memerangi berita bohong.

"Informasi harus ditimbang data dan faktanya. Dan, saya yakin, peserta workshop di Sumut ini paham. Mereka bisa menjadi agen antihoaks yang andal. Mereka tidak akan lagi menjadi bagian dari rantai penyebar berita bohong," ungkapnya lagi.

Hoaks memang menjadi perhatian publik jelang Pilpres dan Pileg 2019. Gus Oqi pun lalu bercerita bahwa Kiai Ma'ruf juga menjadi korban hoaks setelah ditetapkan sebagai cawapres 01. 

"KH Ma'ruf Amin juga sempat kena isu hoaks. Ada video ucapan Natal lengkap dengan topi Sinterklas yang disebar di media sosial. Kini, bagi masyarakat cerdas, mereka sudah bisa menyaring informasi seperti ini," paparnya

Sementara, inisiator workshop, Aswan Jaya, mengakui, hoaks dari kelompok tidak bertanggung jawab membuat Pilpres dan Pileg 2019 menjadi tidak kondusif. Upaya untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat luas pun diperlukan. 

"Jumlah peserta workshop ada 89 orang, naik 19 dari undangan. Ini artinya respons publik sangat tinggi. Setelah agenda ini, masalah hoaks akan turun drastis," tutupnya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya