Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
TEKAD warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Pangandaran memenangkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, pada Pemilihan Umum Presiden 17 April mendatang sudah bulat.
Tekad itu menggelora dalam acara silaturahim kiai dan santri bersama putra cawapres KH Ma'ruf Amin, Ahmad Syauqi, di Islamic Centre Pangandaran, Jawa Barat, Kamis (28/2) siang.
Dalam acara yang dihadiri puluhan kiai dan ratusan santri itu, Gus Oqi panggilan akrab putra kelima Kiai Ma'ruf itu--berharap warga NU tidak apatis pada Pilpres nanti. Pasalnya, warga NU punya peran penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
."Warga NU jangan cuek dalam setiap pesta demokrasi.
Karena warga NU punya peran penting dalam membangun bangsa dan negara ini. Jadikan Pilpres nanti bagian dari ijtihad dan jihad untuk Indonesia maju," tandas Gus Oqi.
Lantas, mengapa warga NU harus memenangkan paslon nomor urut 01, menurut Syauqi, karena di paslon 01 ada Kiai Ma'ruf yang maju sebagai cawapres mendampingi petahana Jokowi. Mantan Rais Aam PBNU itu merupakan representasi kepentingan nahdliyin.
"Abah (Kiai Ma'ruf) mau menjadi cawapres bukan untuk kepentingan pribadi maupun keluarga. Akan tetapi, Abah sudah mendedikasikan hidupnya untuk umat khususnya NU," katanya.
Direktur Master C19 Portal KMA, Doddy Dwi Nugroho, menambahkan, warga NU harus percaya jika Kiai Ma'ruf bersedia menjadi cawapres untuk kepentingan bangsa.
"Kiai Ma'ruf merupakan salah satu tokoh NU yang punya komitmen kuat untuk menjaga bangsa Indonesia. Memang, NKRI ini harus dibentengi oleh orang-orang seperti Kiai Ma’ruf," tandasnya.
"Beliau juga sering mengatakan, bahwa saat ini beliau ibarat tengah menanam pohon yang belum tentu bisa menikmati buahnya kelak. Artinya, buah tersebut untuk bangsa Indonesia," tambahnya.
Sementara, tokoh muda Jawa Barat sekaligus calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), Yosep Yusdiana, berusaha meyakinkan ijtihad dan jihad warga NU. Menurutnya, wajib hukumnya bagi warga NU memenangkan paslon 01.
"Hukumnya fardlu ain bagi warga NU memilih Jokowi-Kiai Ma'ruf.
Baca juga: 121 Perusahaan di Banten Peroleh Penghargaan Zero Accident
Sebab, pada Pilpres kali ini, paslon 01 tengah melawan kelompok-kelompok yang ingin memecah belah NKRI," tandas Yosep. Lebih lanjut Yosep mengatakan, warga Pangandaran terutama warga NU tidak boleh tinggal diam.
Pasalnya, kelompok-kelompok yang ingin menggagalkan kemenangan Jokowi-Amin sudah menggunakan segala cara. Termasuk memfitnah dan hoaks.
"Dari sini nanti, saya berharap kita semua tidak diam. Sampaikan kepada tetangga, saudara-saudara kita untuk memilih Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf. Jangan diam, jangan malu, kalau pilihan kita benar," pungkasnya. (RO/OL-1)
Surat dari DPP PDIP dibutuhkan untuk menyelesaikan perbedaan tafsir terkait penetapan caleg yang sudah meninggal pada Pamilu 2019. Dia juga menjelaskan surat balasan dari MA.
Yasonna keluar dari Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 16.45 WIB. Jalur pulang dia berbeda dengan saksi lainnya.
Sidang akan digelar pada hari Senin (24/2) pukul 13.30 WIB di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.
Selain itu, Jokowi mengatakan, NasDem selalu konsisten mendukung dirinya saat bersama Jusuf Kalla maupun kini dengan KH Ma'ruf Amin.
Revisi UU Pemilu perlu disegerakan agar penyelenggara pemilu mempunyai waktu yang cukup dalam melakukan proses sosialisasi dan tahapan Pemilu 2024.
Peserta sekolah legislatif akan mendapatkan berbagai materi pelajaran tentang kedewanan sebanyak 40%, kepartaian 30%, dan pembangunan karakter 30%
KPK menetapkan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka suap terkait buronan Harun Masiku. Hasto disebut aktif mengupayakan Harun memenangkan kursi anggota DPR pada Pemilu 2019.
Bagi Mahfud, batalnya memakai kemeja putih tersebut lima tahun lalu menyimpan pesan tersendiri.
KPID Sulawesi Selatan mengaku belum bisa menindak caleg dan parpol yang mulai mencuri start pada Pemilu 2024.
PENDUKUNG Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kini berbalik mendukung calon presiden (capres) Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024.
Beberapa upaya dari KPU untuk mencegah terjadinya kembali korban jiwa dari petugas KPPS.
"Mas Ganjar kan enggak nyapres, enggak nyapres beliau," kata Immanuel di Jakarta, Minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved