Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Majelis Agama di Bali Minta Internet Dimatikan Saat Nyepi

Antara
20/2/2019 12:00
Majelis Agama di Bali Minta Internet Dimatikan Saat Nyepi
Seorang petugas keamanan adat Bali atau Pecalang berpatroli di jalan tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi.(ANTARA FOTO/Panji Anggoro)

MAJELIS-MAJELIS agama di Bali kembali sepakat mengusulkan penghentian internet selama 24 jam saat Hari Suci Nyepi pada 7 Maret mendatang.

"Tujuan penghentian internet itu sama dengan tahun lalu supaya umat Hindu dapat khusyuk melaksanakan hari Nyepi dan menjaga supaya tidak ada provokasi, tidak ada bahasa-bahasa (medsos) yang tidak baik ketika Nyepi," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Selasa (19/2) malam.

Menurut Sudiana, pada Nyepi tahun-tahun sebelumnya, seringkali saat Nyepi itu muncul fitnah, ujaran kebencian, dan kata-kata penghinaan yang dikirim orang-orang tidak bertanggung jawab di media sosial, bahkan sampai berujung pada perkelahian.

"Dengan tidak ada internet tahun lalu, hampir tidak ada 'cacat' Nyepi. Mudah-mudahan dengan usulan internet mati, Nyepi menjadi lebih baik serta umat yang ada di Bali menjadi lebih tenang dan tentram apalagi berdekatan dengan pelaksanaan Pemilu 2019," ucap pria yang juga Rektor IHDN Denpasar.

Baca juga: Semarak Budaya Nusantara Di Tanjung Pinang

Sudiana menambahkan, dengan internet dimatikan juga mendukung umat Hindu dalam menjalankan "Catur Brata Penyepian", terutamanya mengistirahatkan diri, pikiran, dan perkataan demi meningkatkan spiritualitas umat.

Meskipun internet akan dimatikan selama 24 jam saat Nyepi, Sudiana menegaskan pengecualian untuk kepentingan fasilitas pemerintah, rumah sakit, bandara, keamanan dan fasilitas publik lainnya yang vital, internetnya akan tetap hidup.

Sudiana menambahkan, jajaran Kominfo juga sudah berkoordinasi lebih awal kepada provider yang berada di jalur timur (Lombok, NTB) dan jalur barat (Surabaya) untuk mengantisipasi masih beroperasinya jaringan internet hingga tengah hari seperti saat Nyepi tahun lalu.

"Kami sangat berterima kasih kepada Presiden, Menteri Komunikasi dan Informasi juga provider-provider yang ikut beryadnya membuat situasi Nyepi menjadi jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu," ujarnya.

Kesepakatan penghentian internet, lanjut Sudiana, selain disepakati majelis-majelis agama, juga disetujui oleh Pemprov Bali, Kementerian Agama, KPID Bali dan pihak-pihak terkait lainnya pada pertemuan 7 Februari 2019.

Lewat penghentian internet saat Nyepi, lanjut Sudiana, Bali pun bisa menjadi contoh yang identitasnya tidak kalah dengan negara-negara lain di dunia.

Bahkan, tahun lalu, Bali mendapat penghargaan dari Amerika Serikat karena bisa menghentikan internet selama 24 jam dengan cara sengaja, yang di tempat lain belum bisa dilakukan hal seperti itu. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya