Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Aktivitas Merapi Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

Ardi Teristi Hardi
08/2/2019 15:40
Aktivitas Merapi Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada
(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

AKTIVITAS Gunung Merapi meningkat sejak pertama pembentukan kubah lava pada 11 Agustus 2019 hingga awan panas sampai 2 kilometer pada Kamis (7/2). 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun telah bersiap apabila terjadi erupsi yang lebih besar.

Kasi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso mengatakan, aktivitas erupsi Gunung Merapi beberapa hari belakangan meningkat. 

"Jika ditarik sejak pertama kali muncul kubah lava pada 11 Agustus 2018, walau aktivitasnya fluktuatif tetapi trendnya meningkat terus. Naik-turun-naik-turun, tetapi ketika naik, (naiknya) lebih tinggi dari sebelumnya," kata dia, Jumat (8/2).

Pada Kamis (7/2) malam pukul 18.28 WIB, awan panas guguran teramati di Gunung Merapi. Jarak luncur ± 2 km ke arah hulu Kali Gendol, amplitudo 70 dengan durasi 215 detik.

BPPTKG pun masih mempertahankan status Gunung Merapi di level waspada. Penentuan status, kata dia, berdasarkan ancaman bahaya yang kemungkinan akan dialami oleh masyarakat dan untuk melindungi masyarakat.

"Ini belum melewati tiga kilometer sehingga status tetap waspada," kata dia.

Walau demikian, BPPTKG mengingatkan agar spot-spot melihat lava diamankan dan tidak terlalu dekat. Upaya itu sebagai antisipasi apabila terjadi awan panas yang jarak luncurnya lebih jauh.

 

Baca juga: Dua Kali Guguran Lava Meluncur dari Gunung Merapi

 

Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana menjelaskan, sejak erupsi freatik tahun 2018 lalu pengkondisian kesiapsiagaan menghadapi bencana terhadap masyarakat lereng Merapi terus dilakukan, melalui sosialisasi dan berdialog dengan masyarakat. 

Selain itu, pihaknya juga meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara BPBD Provinsi BPBD Kab Sleman, BPPTKG, perangkat desa, relawan, dan masyarakat.

"Kondisi masyarakat saat ini tetap tenang dan kondusif. Saya berharap masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan," kata dia. Pos pemantauan, posko dan pos-pos ronda Merapi terus diaktifkan.

Kunci pengurangan resiko bencana Merapi adalah pada kecepatan respon secara tepat atas informasi perkembangan Merapi yg dikeluarkan oleh BPPTKG dan BPBD. 

Kecepatan respon tersebut juga dipengaruhi oleh kesiap-siagaan masyarakat, dukungan mobilitas untuk evakuasi, pemahaman masyarakat tentang jalur evakuasi dan titik kumpul, serta barak pengungsian untuk evakuasi bila ada peningkatan status.

"Sehubungan status sekarang masih Waspada, masyarakat tetap bisa beraktifitas seperti biasa, pariwisata begitu pula, dengan tetap menjaga kewaspadaan," kata dia.

Pendakian tetap tidak diizinkan. Radius 3 kilometer dari puncak Merapi tetap clear dr aktivitas orang. 

"Untuk mengantisipasi hujan abu, khusus untuk masker persediaan di level kabupaten masih mencukupi dan masih di-back up BPBD DIY, Dinas Kesehatan, dan PMI," kata dia. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya