Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hujan Es di Bandung masih Berlanjut

(DG/BY/BB/YH/N-4)
05/5/2017 06:30
Hujan Es di Bandung masih Berlanjut
Hujan Es di Bandung masih Berlanjut(thinkstock)

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi berlanjutnya fenomena bencana puting beliung yang disertai hujan es di Kota Bandung, Jawa Barat. Warga pun diminta untuk waspada. “Hujan es masih berpotensi di masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau, kira-kira sampai akhir Mei,” terang Kepala BMKG Kelas 1 Bandung Tony Agus Wijaya, Kamis (4/5).

Sebagai upaya pencegahan, kata Tony, masyarakat diimbau segera memotong atau menebang ranting pohon yang rawan tumbang. Selain itu, masyarakat harus menjaga kebersihan saluran air untuk mengurangi dampak banjir atau genangan air. “Juga sebaiknya tidak memarkirkan kendaraan di bawah pohon,” ungkapnya.
Dalam catatan BMKG, sepanjang 2017 telah terjadi tiga kali hujan es di Bandung, yakni pada 19 april, 23 April, dan 3 Mei 2017. Saat peristiwa itu terjadi, imbuh Tony, terdapat awan kumulonimbus di atas Kota Bandung karena faktor pemanasan sinar matahari di pagi hari. “Semua kejadian ini karena faktor alam,” sahut Tony.

Menurut Tony, fenomena itu muncul saat Bandung memasuki periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Biasanya ditandai dengan hujan lebat dan hujan es disertai petir ataupun angin kencang. Selain di Bandung, hujan es terjadi di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. “Hujan es baru pertama kali terjadi,” ucap Rohayati, 36, warga Kampung Astaraja, Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran.

Prakirawan BMKG Bandung Jadi Hendarmin menambahkan hujan es pada Rabu (3/5) lalu terjadi di Jalan Wastukencana, Buah Batu, Soekarno-Hatta, dan Kopo. “Namun, yang paling parah di Cibaduyut,” katanya.

Di Kabupaten Sukabumi, angin kencang masih mungkin terjadi bersamaan dengan cuaca ekstrem saat ini. Oki, 18, warga Kampung Palasari RT 18/10 Desa Sudajayagirang meninggal dunia saat peristiwa angin kencang terjadi, Rabu (3/5). Korban diketahui sedang tidur saat pohon mahoni setinggi 20 meter dan berdiameter sekitar 2 meter menimpa rumahnya.

Di sisi lain, luapan Sungai Ciwidey di Kabupaten Bandung, pada Rabu (3/5) lalu, menyebabkan 27 rumah di dua kecamatan rusak. Warga mulai membersihkan endapan lumpur secara swadaya. Setiawan, 43, yang rumahnya porak poranda diterjang luapan banjir, berharap pemerintah segera bertindak dan memastikan distribusi bantuan logistik merata. “Terutama buat perbaikan rumah karena saya dan istri terpaksa tinggal di rumah tetangga,” tuturnya.
Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan, mengatakan pemicu luapan Sungai Ciwidey ialah alih fungsi lahan. (DG/BY/BB/YH/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya