Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Ini PR Polri yang Harus Dituntaskan demi Perbaikan Citra

Ficky Ramadhan
01/7/2025 17:00
Ini PR Polri yang Harus Dituntaskan demi Perbaikan Citra
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo(ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menilai bahwa peringatan HUT ke-79 Bhayangkara seharusnya tidak berhenti pada seremoni atau unjuk kekuatan belaka. Menurutnya, ada sejumlah pekerjaan rumah yang mendesak untuk dituntaskan demi memperbaiki citra Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

"Peringatan HUT Bhayangkara bukan sekedar seremonial atau ritual saja, tetapi harus dimaknai sebagai sarana refleksi perjalanan sejarah Polri sebagai perangkat negara yang lahir dari rakyat, bersama-sama rakyat menciptakan rasa aman dan tertib masyarakat," kata Bambang saat dihubungi, Selasa (1/7).

Ia menekankan pentingnya seluruh jajaran Polri untuk kembali meneladani semangat para pendiri kepolisian, seperti Jenderal (Purn) R.S. Soekanto dan Jenderal (Purn) Hoegeng.

“R.S. Soekanto dikenal menjaga jarak dari kepentingan politik, sementara Hoegeng adalah simbol keteladanan dalam menjaga integritas dan menjauhkan institusi dari kepentingan pribadi. Inilah nilai-nilai dasar yang seharusnya menjadi cermin bagi Polri saat ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang menyoroti pentingnya evaluasi terhadap kinerja Polri secara keseluruhan. Ia mempertanyakan apakah kinerja Polri hari ini sudah sesuai dengan cita-cita para pendiri serta semangat reformasi 1998, yang menegaskan posisi Polri sebagai institusi sipil.

“Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itulah yang harus menjadi dasar strategi, kebijakan, dan implementasi kerja Polri ke depan,” tegasnya.

Ia juga menyebut perlunya evaluasi menyeluruh terhadap tiga aspek utama di tubuh Polri, yakni instrumen, struktur, dan kultur. 

Menurutnya, banyak instrumen yang belum berpihak kepada masyarakat, struktur yang masih elitis dan mudah terseret kepentingan politik, serta kultur yang belum sepenuhnya menjunjung meritokrasi dan profesionalisme.

Bambang menambahkan, jargon seperti “Polri bersama masyarakat” hanya akan bermakna bila diiringi dengan perubahan nyata dalam orientasi pelayanan dan penguatan integritas institusi.

Peringatan Hari Bhayangkara, lanjutnya, seharusnya menjadi momen untuk mendengarkan kritik-kritik masyarakat sebagai cerminan harapan mereka terhadap institusi kepolisian.

“Refleksi terhadap kritik masyarakat adalah langkah awal untuk membangun Polri yang benar-benar dipercaya dan berpihak pada kepentingan publik,” pungkasnya. (P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya