Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya, masih meningkat setiap harinya sejak Januari hingga Juni tercatat 870 kasus disebabkan karena warga abai melakukan kebersihan lingkungan.
Peningkatan tersebut, telah menyebabkan 24 orang harus mendapat perawatan dan 6 lainnya meninggal serta yang lain berangsur sembuh.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, pergantian musim yang terjadi ada peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) atau nyamuk aedes aegypti.
Baca juga : Kasus DBD Terus Meningkat di Tasikmalaya, 2 Orang Meninggal Dunia
Namun, peningkatan kasus tersebut telah menyebabkan 3 orang meninggal dunia, 24 masih mendapat perawatan dan lainnya berangsur sembuh.
"Kasus DBD yang terjadi setiap tahun memang paling banyaknya didominasi oleh anak-anak, karena virus yang masuk itu lebih cepat tapi dengan peningkatan kasus sejak awal Januari hingga Juni menyebabkan 3 orang meninggal lantaran tidak tertolong. Penyebabnya, karena masih ada masyarakat menganggap demam berdarah dengue (DBD) itu demam biasa," katanya, Rabu (19/6/2024).
Ia mengatakan, meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi selama ini petugas kesehatan masih berupaya merawat pasien usia anak-anak maupun dewasa yang mana berdasarkan laporan jumlahnya tercatat 24 orang harus mendapat perawatan di RSUD Dr Soekardjo dan RS swasta lainnya di Kota Tasikmalaya.
Baca juga : Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat, 120 Orang Dirawat dalam Dua Bulan
Namun, kasus tersebut memang setiap harinya masih mengalami kenaikan disebabkan kurangnya menjaga lingkungan di sekitarnya.
"Kami meminta agar masyarakat tetap selalu rutin menguras bak air, menutup, mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk serta menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Karena, peningkatan jentik nyamuk masih banyak ditemukan di dalam rumah, dispenser, gantungan pakaian, lubang pagar bambu dan yang lainnya serta masyarakat harus waspada membersihkan lingkungannya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Heru Suharto mengatakan, kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari mengalami peningkatan dan tercatat 298 kasus di antaranya 3 orang meninggal, puluhan masih dirawat dan lainnya berangsur sembuh.
Tetapi, meningkatnya kasus yang terjadi disebabkan dari pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masih abai.
"Kami masih terus mengedukasi masyarakat secara masif akan bahayanya gigitan nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD) supaya mengakses fasilitas kesehatan. Karena, masyarakat harus melakukan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik supaya nyamuk tidak tumbuh dewasa," pungkasnya. (AD)
Virus dengue memiliki empat serotipe, artinya, seseorang bisa terinfeksi lebih dari sekali, dan infeksi yang berulang biasanya lebih berat
Sampai saat ini, demam berdarah dengue (DBD) masih kerap diselubungi mitos yang sering mengaburkan fakta.
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi salah satu penyakit berbahaya di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
DATA Kemenkes mencatat, sampai dengan minggu ke-25 tahun 2025, Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi di Indonesia yaitu 17.281 kasus
Hngga kini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan DBD. Terapi yang diberikan hanya meredakan gejala, bukan membunuh virus.
Musim kemarau basah juga membuat ada peningkatan kasus DBD.
Eksekusi rumah dilakukan di Jalan Kampung Kalangsari, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
petugas membawa korban ke kamar jenazah RSUD Dr Soekardjo untuk kepentingan autopsi dan penyelidikan yang dilakukan oleh Polres Tasikmalaya Kota.
Tidak ada korban jiwa, tapi jalan penghubung antar Kecamatan tertutup materil tanah longsor dan pohon tumbang
Hujan deras yang terjadi ini tidak menyurutkan para peserta bubar dan mereka tetap bertahan.
Pembentangan bendera tersebut, bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan.
Warga Kampung Pajagan, Kelurahan Cigantang, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat membuat lorong merah putih sepanjang 100 meter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved