Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
UNTUK meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian, menciptakan lapangan kerja, serta peningkatan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian mendorong petani muda untuk menjadi pelopor pembangunan pertanian.
Kementan dengan dukungan International Fund Agricultural Development (IFAD) dalam Program Youth Enterpreneur and Employment Support Services (YESS) yang diimplementasikan Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melakukan berbagai aktivitas mendorong tumbuhnya regenerasi petani melalui DPM dan DPA.
Dalam rapat koordinasi DPM dan DPA yang dihadiri Kepala Pusat Pendidikan Kementan, Project Manajer Yess, Dewan Pengawas Badan Pengurus Harian (BPH), Ketua DPM DPA, Korwil Komda seluruh Indonesia, pembina dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Pertanian Pembangunan (SMKN PP), telah dilakukan perbaruan data DPM dan DPA sebagai wadah bersama Petani Muda yang siap berperan aktif dalam pembangunan pertanian.
Baca juga : Kementan Ajak Petani Muda Berpartisipasi di YAA Lahan Rawa 2024
Pembaharuan data penting dilakukan untuk mengetahui kondisi petani dan model pembinaan yang akan diberikan.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, memberi dukungan untuk regenerasi petani muda Indonesia, karena pemenuhan kebutuhan pangan menjadi faktor penting.
“Regenerasi petani muda menjadi faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan Tanah Air," kata Amran, melalui keterangannya, Kamis (9/5).
Baca juga : Kementan dan Pupuk Indonesia Dorong Produksi Pangan di Blora
Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, menambahkan bahwa peran aktif petani muda akan menciptakan ketertarikan kaum muda lain di sektor pertanian.
“Petani muda terus di dorong untuk berperan aktif sehingga dapat mengajak kaum muda lain turut aktif di sektor pertanian”, ungkapnya.
Dalam rapat koordinasi Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA), Bogor, 6-8 Mei 2024, Pembina DPM DPA selaku Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan), Idha Widi Arsanti, mengatakan pengawalan pendampingan petani muda terus dilakukan sebagai upaya menumbuhkan minat generasi muda di sektor pertanian.
Sementara itu Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) DPM/DPA, Sandi Octa Susila menyampaikan kebanggaannya terhadap peran petani muda dan respon masyarakat Indonesia terhadap hadirnya para petani muda ini.
"Terima kasih para petani muda yang sudah berupaya keras dalam menjaga pertanian Indonesia. Terus berinovasi dan terus berkomunikasi dalam menjaga pertanian Indonesia", tutup Sandi. (Z-6)
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Lapis Bogor Sangkuriang, sebagai pemain utama dalam bisnis olahan talas akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap bahan baku berkualitas tinggi dari para petani.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Kelompok Tani Tri Cipta menyerahkan sebanyak 500 kg bawang merah. Sebelumnya, telah diserahkan pula 230 kg cabai rawit merah kepada pedagang Pasar Cimindi.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pengaruh El-Nino membuat masa panen di Kabupaten Kuningan yang seharusnya dilakukan Maret mundur sebulan.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Pada gelaran itu disiapkan berbagai komoditas seperti beras, telur ayam, dan cabai merah. Harganya lebih murah dibanding di pasaran.
Keterbatasan lahan sejatinya tidak harus jadi kendala bagi Kota Sukabumi bisa meningkatkan produksi pangan lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved