Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RENCANA Pemprov DKI Jakarta untuk memberlakukan lagi tilang uji emisi di tempat mendapatkan penolakan dari warga. Salah satunya Ayu, 27, warga Grogol Petamburan, Jakarta Barat yang tidak setuju rencana itu dilaksanakan.
Karyawan swasta itu mengatakan, tilang uji emisi di tempat hanya akan membuat jalanan semakin macet. Sementara itu, menurut dia, belum ada data valid terkait efektifitas tilang uji emisi terhadap penurunan polusi udara.
"Terus juga di titik-titik tilang uji emisi suka bikin macet jalan karena kan polisi menyetop pengendara tuh. Jadi Jakarta makin-makin aja macetnya, polusinya tetep aja nambah," ujarnya ditemui di Jakarta, Senin (9/10).
Baca juga: Pemprov DKI Akui Kesulitan Atasi Kabel Optik Semrawut
Selain itu, ia mengatakan, uji emisi juga masih berpotensi dicurangi petugas. Sebab, bisa saja petugas bengkel uji emisi menawarkan sejumlah uang kepada pemilik kendaraan agar bisa lolos uji emisi.
"Bisa aja bengkel manipulasi hasil uji emisi (sesuai bayaran)," tandasnya.
Baca juga: Denda Tilang Uji Emisi Masih Rp500.000
Hal yang sama diutarakan oleh Koko, 30, warga Cinere, Depok. Ia mengakui banyaknya kendaraan bermotor di Jakarta menjadi salah satu penyumbang polusi udara. Kendaraan bermotor itupun juga banyak berasal dari Bodetabek.
Namun, sanksi tilang tidak akan efektif. Hal ini terlihat dari kepatuhan berlalu lintas yang tidak meningkat meskipun sudah berbagai cara tilang dibuat oleh Polda Metro Jaya.
"Kena tilang pelanggaran lalu lintas saja pemilik kendaraan nggak takut. Nunggak pajak motor masih bisa kemana-mana. Apalagi sebatas tilang uji emisi," tuturnya
Adapun, solusi yang harus diutamakan adalah integrasi transportasi publik.
Dengan integrasi dan pembangunan transportasi publik yang menyeluruh di Jabodetabek, menurut dia, pelan-pelan warga akan beralih menggunakan angkutan pribadi dan hal ini dapat berdampak pada berkurangnya polusi udara.
"Contohnya dari luar DKI itu angkot-angkotnya diperbaiki biar sama seperti Jaklingko-nya Jakarta. Karena kami bukannya malas naik angkutan umum. Tapi kalau angkotnya masih banyak sistem setoran ya nggak akan nyaman. Harus nunggu angkot penuh baru jalan kapan sampainya? Belum ongkosnya mahal," tandasnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI berencana untuk menerapkan kembali tilang uji emisi di tempat. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk menerapkan kebijakan ini mulai bulan depan.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan rekan-rekan dari Polda Metro Jaya, dengan Pak Dirlantas per 1 November kita akan kembali melaksanakan tilang terhadap pelanggaran uji emisi," kata Syafrin, Minggu (8/10). (Put/Z-7)
DIREKTORAT Lalu Lintas Polda Metro Jaya masih belum menerapkan tilang uji emisi bagi kendaraan bermotor roda dua maupun empat.
PEMPROV DKI Jakarta melalui Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara (Satgas PPU) tetap melanjutkan razia uji emisi pada kendaraan bermotor roda dua maupun empat.
POLDA Metro Jaya bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan terus melanjutkan razia uji emisi yang dimulai pada 1 November lalu hingga akhir tahun.
Heru Budi Hartono pasrah menerima keputusan Polda Metro Jaya yang menghentikan tilang uji emisi di tempat.
razia uji emisi bagi kendaraan yang tidak lolos uji emisi ini sangat efektif untuk memperbaiki kualitas udara.
POLDA Metro Jaya membatalkan penerapan sanksi tilang terhadap kendaraan yang dinyatakan tidak lolos dalam proses uji emisi. Hal ini dilakukan karena penilangan uji emisi dinilai tak efektif
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved