Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
OPERASI Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menangani polusi udara Jabodetabek telah selesai dilakukan. Terakhir, TMC di Jabodetabek dilaksanakan pada Minggu (10/9) dan belum ada lagi rencana pelaksanaan TMC Jabodetabek.
“Untuk sementara tidak ada (rencana TMC Jabodetabek),” kata Koordinator Lab Badan TMC BRIN Budi Harsoyo saat dihubungi, Senin (11/9).
Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil TMC pada Minggu (10/9), beberapa wilayah berhasil diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga ringan. Di antaranya Boor, Tomang, Bekasi, Depok hingga Tangerang.
Baca juga : Polusi Jakarta, Ada Regulasi yang Tidak Pas
Sebelumnya, TMC wilayah Jabodetabek telah dilakukan selama kurang lebih 18 hari ke belakang. Adapun, dalam operasi itu telah dilakukan sebanyak 13 sorti penerbangan dengan total bahan semai 9.600 kg NaCl, 800 kh CaO di sejumlah titik wilayah Jabodetabek.
Terpisah, dosen program studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR) Dwi Ratri M Isnadina menilai, upaya modifikasi cuaca efektif untuk mengurangi polusi udara. Penyebabnya adalah karena proses modifikasi cuaca dapat menghasilkan deposisi basah akibat adanya hujan.
Baca juga : KLHK Siapkan Gugatan Perdata Ganti Rugi Lingkungan untuk Perusahaan Penyebab Polusi
“Penelitian oleh peneliti di Inggris juga menyimpulkan semakin sering hujan turun di hari kerja dari pada di hari libur, maka akan menghasilkan penurunan dampak polusi dari kegiatan industri. Namun yang lebih baik adalah mengurangi polusi dari sumber seperti halnya lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata dia.
Dwi Ratri menjelaskan, pada dasarnya modifikasi cuaca adalah sebuah rekayasa buatan manusia untuk mengendalikan sumber daya air di atmosfer atau awan pembawa hujan. Modifikasi cuaca ini bertujuan untuk meminimalisasi risiko bencana alam akibat cuaca di daerah tertentu.
“Jika ada suatu daerah yang mengalami kebakaran atau kekeringan berarti kita harus memodifikasi cuaca agar hujan segera turun di sana. Namun, jika ada daerah banjir maka kita harus memodifikasi cuaca agar hujan tidak turun di sana,” ujar peneliti Pengendalian dan Teknologi Polusi Udara itu.
Ia mengatakan, modifikasi cuaca ini berkaitan erat dengan aktivitas presipitasi air menjadi awan. Bentuk umumnya adalah cloud seeding atau penyemaian awan. Cloud seeding ini dilakukan dengan menyebarkan serbuk AgI (perak iodida) di atas awan yang berpotensi menjadi pembawa hujan di daerah tersebut. Nantinya, penyebaran serbuk Agl akan dibantu oleh pesawat atau drone.
Dwi Ratri mengimbau upaya modifikasi hujan tentu memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya, negara bisa mendapatkan cuaca seperti yang mereka harapkan.
Sedangkan, dampak negatifnya adalah dampak akibat penggunaan kristal garam AgI yang berlebih dapat mempengaruhi ekosistem tanah dan air. “Jika rekayasa ini sering terjadi juga akan mungkin ada dampak terhadap iklim kedepannya,” pungkas dia. (Z-4)
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Musim hujan dapat menjadi tantangan serius bagi kesehatan anak-anak. Cuaca yang dingin dan lingkungan yang lembab serta kotor meningkatkan risiko anak terinfeksi berbagai penyakit.
rumah adat Kalimantan Barat yang sangat banyak dengan berbagai ciri khas dan keunikan yang melambangkan budaya masyarakatnya
Berdasarkan analisis dan prediksi musim di wilayah Bandung Raya, BMKG Bandung menyebut, saat ini sebagian besar wilayah Jabar sudah memasuki awal musim kemarau
Barcelona U-18 melaju ke final IYC 2021 usai mengalahkan Bali United U-18 dengan skor 4-0, di Stadion Internasional Jakarta (JIS), Jakarta, Minggu (17/4).
BAKALcalon wakil gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan atau independen, Kun Wardana Abyoto, mengaku memiliki inovasi alat memindahkan awan untuk solusi banjir
Antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu Pemilihan Gubernur dan Wakil GubernurDKI Jakarta pada 27 November 2024.
Berdasarkan kesiapan TNI-AU, untuk jenis pesawat CN-212, dapat membawa 800 kilogram bahan semaian garam dengan teknik penyebaran dilakukan secara manual
Kendati demikian, BPBD DKI Jakarta terus memonitor perkembangan cuaca yang diprediksi ekstrem hingga akhir Desember ini.
Pemerintah memutuskan akan melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi polusi udara
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi polusi udara di Ibukota DKI Jakarta.
Kepala DLH DKI Jakarta menyatakan, modifikasi cuaca yang dilakukan BMKG hasilnya tidak maksimal. Terbukti hanya pinggiran daerah sebagian kawasan penyangga Ibu Kota yang diguyur hujan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved