Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ANGKA pengidap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jakarta meningkat hingga 31% sejak Juni 2023. Sebanyak 41 ribu jiwa merupakan anak-anak bawah lima tahun (balita).
"Kenaikan itu Juni dan Juli masih sama 41 ribu, jadi kalo bulan Juni ada 156 ribu orang, itu 41 ribunya Balita," jelas Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakankepada awak media di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (29/8).
Ani mengatakan, adanya kenaikan itu juga akibat cuaca dan polusi yang memburuk di Jakarta.
Baca juga: Kasus ISPA Tinggi, Menkes akan Rapat dengan RS
"Polusi apakah berpengaruh terhadap ISPA itu pasti kita tidak naif kan, pasti lingkungan yang tidak sehat pasti berpengaruh," jelasnya.
Lebih lanjut, pihakanya telah menyiapkan penanganan ISPA sejak pandemi covid-19 lalu. Hingga kini baik di level puskesmas maupun rumah sakit sudah memiliki polis khusus ISPA.
Baca juga: Kasus ISPA Jabodetabek Naik Hingga 200 Ribu Kasus
"Jadi setiap puskesmas itu ada poli ISPA. Mereka begitu batuk pilek masuknya langsung kesitu," ujar Ani.
Sebelumnya, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru menjelaskan, kasus ISPA di Jakarta masih tergolong ringan dan bisa ditangani level puskesmas kelurahan.
"Iya ada kenaikan. Tapi tetep ditangani oleh puskesmas tapi ISPA-nya masih ringan," ujarnya kepada awak media di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (29/8).
Lanjut Heru, saat ini kasus ISPA naik hingga 31% khususnya Balita. Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan penyakit pernapasan (resporatory deseases) atau infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jakarta naik mencapai 200.000 kasus. Jumlah ini meningkat empat kali lipat dibandingkan saat pandemi covid-19.
"Penyampaian dari Pak Menkes bahwa memang benar. ISPA ada kenaikan sedikit, 24 sampai 31% khususunya balita," ujar Heru.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menjelaskan peningkatan itu merupakan sebab dari memburuknya polusi udara di kota besar, seperti DKI Jakarta.
"Di Jakarta kita lihat, sebelum pandemi covid-19 sekitar 50.000-an orang yang kena, sekarang sudah naik hingga 200.000 kasus. Itu ada akibatnya dari polisi udara," kata Budi Gunadi di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Kamis (24/8). (Z-10)
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan, 1 dari 4 anak balita Indonesia mengalami risiko anemia. Cegah dengan kecukupan asupan zat besi.
Sekitar 90% perkembangan otak manusia terjadi di masa balita. Anak memerlukan kecukupan nutrisi dan stimulasi agar proses tersebut berjalan optimal.
Memindahkan pom-pom sesuai warna bisa melatih fokus dan konsentrasi, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan melatih koordinasi mata serta tangan.
Penelitian terbaru menunjukkan kecerdasan buatan dapat membantu mengidentifikasi balita yang mungkin autis dengan akurasi sekitar 80%.
Anak usia bawah lima tahun (balita) sangat rentan terkena infeksi virus ringan, dengan kemungkinan terpapar hingga 8-12 kali dalam setahun
Mengatasi batuk tidak selalu memerlukan obat-obatan kimia. Beberapa bahan alami terbukti efektif untuk meredakan batuk.
ANGKA penderita infeksi saluran nafas akut (ISPA) di Kota Depok, Jawa Barat, meningkat signifikan. Peningkatannya mencapai angka 200%.
Pria berusia 41 tahun di Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur telah dikonfirmasi sebagai kasus manusia pertama yang terinfeksi jenis flu burung H10N3.
Polusi partikel halus menyebabkan kematian lebih dari 250.000 orang di Uni Eropa pada 2021. Ini menurut laporan Badan Lingkungan Eropa (EEA) yang diterbitkan Jumat (24/11).
PARU-PARU adalah salah satu organ vital dalam tubuh karena paru-paru memiliki peran yang begitu besar untuk menunjang kehidupan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved