Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan akan melakukan rapat dengan rumah sakit mengenai tata laksana penanganan penyakit gangguan pernafasan. Menurut Menkes, kasus gangguan pernafasan dilaporkan meningkat belakangan ini salah satunya disebabkan karena polusi udara. Rumah Sakit Persahabatan, ujarnya, ditunjuk untuk membina rumah sakit dan puskesmas ketika ada kasus gangguan pernafasan.
"Kita besok (29/8) kerja sama dengan teman-teman RS Persahabatan sebagai koordinator untuk bisa memilih RS di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) puskesmas. Kalau ciri-cirinya begini, handle-nya (penanganannya) begini. Dengan demikian diharapkan kalau ada yang masuk puskesmas atau RS treatmentnya sama, diagnosanya juga sama," tutur Menkes memberikan keterangan pers seusai hadir dalam rapat terbatas mengenai polusi yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8).
Menkes menyebut ada enam penyakit yang disebabkan oleh gangguan pernapasan yakni pneumonia atau infeksi paru, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), asma, kanker paru, tuberculosis, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Keenam penyakit tersebut, terang Menkes, menyebabkan beban yang tidak sedikit pada pembiayaan yang harus ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Beban kesehatan yang harus ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, imbuh menkes sebesar Rp10 triliun. Asma dan pneumonia menjadi yang paling banyak menelan biaya program JKN.
Baca juga: Kasus ISPA Jabodetabek Naik Hingga 200 Ribu Kasus
"Kita juga menganalisa apa penyebab penyakit pernapasan ini. Penyebabnya banyak yang paling dominan adalah polusi udara antara 24-34% dari 3 penyakit utama tadi pneumonia, ISPA, dan asma itu disebabkan oleh polusi udara," papar Menkes.
Salah satu yang perlu diwaspadai dari polusi, ujar Menkes, adalah polusi partikulat (particulate matter/PM) atau zat racun di udara yakni PM10 dan PM2,5. Menkes menambahkan bahwa PM2,5 yang paling bahaya karena ukurannya kecil. Apabila masuk ke saluran pernafasan, sambungnya, dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti pneumonia. Sebagai langkah pencegahan, Menkes mengimbau masyarakat terutama kelompok rentan seperti anak kecil untuk menggunakan masker saat di luar ruangan.
Baca juga: Kualitas Udara Depok Buruk, Penderita ISPA di Rumah Sakit dan Puskesmas Naik 200%
"Kita menyarankan standar maskernya apa, karena bisa di-block masker, minimal KF 94 atau KN 95 minimum. karena yang bahaya PM2,5 karena bisa masuk sampai pembuluh darah," ucapnya. (Ind/Z-7)
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Telusuri sistem pernapasan manusia: organ vital, fungsi kompleks, dan proses penting pertukaran oksigen untuk kehidupan yang sehat.
Telusuri sistem pernapasan manusia: organ vital, fungsi kompleks, dan proses penting pertukaran oksigen untuk kehidupan yang sehat.
Musim kemarau yang panjang sering kali membuat banyak orang merasa tidak nyaman karena udara panas dan menyengat.
PARA pakar kesehatan masyarakat menyatakan kekhawatiran terhadap risiko serius Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada populasi lanjut usia (lansia) dan individu dengan penyakit penyerta.
DOKTER Spesialis Anak, Ardi Santoso, menjelaskan jamur yang ada di dinding rumah atau kamar anak ternyata bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan anak. Salah satunya pneumonia.
Pengaruh cuaca yang tidak menentu berdampak pada berbagai penyakit yang menyerang semua umur.
"Kami mengamati banyak jemaah, terutama yang lansia atau memiliki riwayat penyakit, cenderung memaksakan diri dalam berbagai aktivitas di luar ibadah utama."
Tjandra Yoga menekankan pentingnya upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para jemaah dan petugas kesehatan.
KETUA Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji Mohammad Imran mengatakan bahwa jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah saat ini meningkat drastis yang rentan terserang ISPA
Pada Januari 2025 tercatat sebanyak 55.275 kasus ISPA di Balikpapan, dengan keluhan utama seperti batuk, pilek dan demam.
Ad beberapa gejala umum yang dapat menyebabkan ISPA, berikut penjelasannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved