Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
TERDAPAT tiga penyakit teratas yang sangat berbahaya terutama karena penyakit kardiovaskular dan pernapasan.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Penyebab kematian global teratas, disusun berdasarkan jumlah total nyawa yang hilang, terkait dengan dua topik besar kardiovaskular seperti penyakit jantung iskemik, stroke dan pernapasan seperti covid-19, penyakit paru obstruktif menahun, infeksi saluran pernapasan bawah.
Covid-19 muncul sebagai penyebab kematian terbanyak kedua secara global. Penyebab kematian dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori menular seperti penyakit menular dan parasit serta kondisi ibu, perinatal, dan gizi, tidak menular kronis, dan cedera.
Pembunuh terbesar di dunia adalah penyakit jantung iskemik, yang bertanggung jawab atas 13% dari total kematian di dunia. Sejak tahun 2000, peningkatan kematian terbesar terjadi karena penyakit ini, meningkat sebesar 2,7 juta menjadi 9,1 juta kematian pada tahun 2021.
Sebagai penyebab kematian yang baru muncul, covid-19 secara langsung bertanggung jawab atas 8,8 juta kematian pada tahun 2021, dan akibatnya, secara signifikan menggeser penyebab kematian utama lainnya satu peringkat.
Alih-alih menjadi penyebab kematian kedua dan ketiga seperti pada tahun 2019, stroke dan penyakit paru obstruktif kronik menjadi yang ketiga dan keempat pada tahun 2021, yang masing-masing bertanggung jawab atas sekitar 10% dan 5% dari total kematian.
Infeksi saluran pernapasan bawah tetap menjadi penyakit menular paling mematikan di dunia selain covid-19, menduduki peringkat kelima penyebab kematian. Namun, jumlah kematian telah menurun secara substansial: pada tahun 2021, penyakit ini merenggut 2,5 juta jiwa, 370 ribu lebih sedikit daripada tahun 2000.
Kematian akibat penyakit tidak menular lainnya juga meningkat. Kematian akibat kanker trakea, bronkus, dan paru-paru meningkat dari 1,2 juta pada tahun 2000 menjadi 1,9 juta pada tahun 2021 dan kini menduduki peringkat keenam sebagai penyebab kematian terbanyak. (H-2)
Prioritas kesehatan nasional saat ini menyasar pada pengendalian penyakit tidak menular.
Kemenkes dan AstraZeneca dalam penanganan penyakit tidak menular (PTM), seperti diabetes, kanker, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), infeksi virus RSV, penyakit ginjal kronis.
Studi meta analisis pada 2021 dan 2023 mengestimasi setiap konsumsi 250 mililiter MBDK akan meningkatkan risiko obesitas sebesar 12 persen.
Data SKI 2023 menunjukkan sekitar 22,3–22,6% penduduk berusia di atas 10 tahun merokok setiap hari. Survei yang sama juga mencatat kebiasaan makan yang berisiko.
PENYAKIT tidak menular seperti hipertensi dan stunting masih jadi tantangan sektor kesehatan. Indonesia juga belum berhasil mengendalikan penyakit endemik seperti malaria dan dengue.
MASYARAKAT diajak tanggap terhadap dampak kolesterol yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Banyak orang mengandalkan latihan mereka untuk melawan efek negatif dari duduk sepanjang hari. Namun, penelitian terbaru menantang anggapan umum bahwa latihan rutin adalah penawarnya.
Peningkatan kebugaran kardiorespirasi yang dikaitkan dengan baiknya kinerja kognitif dan rendahnya risiko demensia.
SOMATOM Force CT System yang memungkinkan pemindaian jantung dengan kecepatan tinggi, resolusi tinggi, dan radiasi rendah.
Peminum kopi pagi memiliki kemungkinan 16% lebih kecil untuk meninggal karena sebab apa pun dan 31% lebih kecil untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved