Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MUSIM kemarau yang panjang sering kali membuat banyak orang merasa tidak nyaman karena udara panas dan menyengat.
Kedatangan musim hujan menjadi momen yang dinantikan, karena udara menjadi lebih sejuk dan segar. Namun, musim hujan juga membawa berbagai risiko kesehatan, terutama pada saluran pernapasan.
Udara lembap saat hujan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri, virus, dan alergen. Akibatnya, risiko infeksi saluran pernapasan, alergi, hingga masalah paru-paru meningkat.
Artikel ini akan membahas mengapa penyakit pernapasan mudah menyebar saat musim hujan dan bagaimana cara mencegahnya.
Musim hujan menciptakan lingkungan yang ideal untuk penyebaran penyakit pernapasan.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kelembapan tinggi dan suhu dingin dapat melemahkan kekebalan tubuh, sehingga mempermudah virus menyerang sistem pernapasan.
Selain itu, air hujan yang tergenang sering membawa kuman berbahaya yang memicu infeksi. Kebiasaan mengabaikan kesehatan, seperti tidak menggunakan masker atau tidak mencuci tangan, juga memperburuk situasi.
Lingkungan yang lembap mendukung pertumbuhan jamur, yang dapat memperparah kondisi seperti asma atau alergi.
Berikut adalah beberapa penyakit pernapasan yang umum terjadi selama musim hujan:
ISPA adalah salah satu penyakit paling umum selama musim hujan. Gejalanya meliputi demam, batuk, pilek, dan sesak napas. Anak-anak dan lansia sering menjadi korban karena daya tahan tubuh mereka lebih lemah.
Musim hujan menjadi tantangan berat bagi penderita asma. Udara dingin dan lembap dapat memicu peradangan pada saluran napas. Pemicu seperti debu, jamur, atau bulu hewan juga memperburuk kondisi ini. Menurut studi dari American Thoracic Society, udara dingin dapat menyebabkan kejang otot saluran napas, memicu gejala asma seperti batuk, mengi, dan sesak napas.
Pneumonia menyerang jaringan paru-paru, menyebabkan peradangan pada kantung udara yang terisi cairan atau nanah. Penyakit ini sering disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, virus, atau jamur. Gejalanya meliputi batuk, kehilangan nafsu makan, tubuh lemas, dan demam tinggi.
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkus, yang membawa udara masuk dan keluar dari paru-paru. Udara dingin dan lembap menjadi salah satu faktor yang memperburuk kondisi ini. Gejalanya meliputi sesak napas, nyeri dada, dan demam ringan.
Untuk mengurangi risiko gangguan pernapasan selama musim hujan, berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
Menjaga Kebersihan Lingkungan Pastikan rumah tetap kering dan bebas dari genangan air untuk mencegah pertumbuhan jamur.
Mengkonsumsi Makanan Bergizi Perbanyak asupan vitamin seperti vitamin C dan D untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Menggunakan Masker Gunakan masker untuk melindungi saluran pernapasan dari polusi udara dan penyebaran virus.
Menghindari Kontak Langsung dengan Penderita Hindari kontak langsung untuk mencegah penularan melalui droplet atau air liur.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, risiko terkena penyakit pernapasan selama musim hujan dapat diminimalkan. Tetap jaga kesehatan tubuh dan waspada terhadap perubahan cuaca.
Sumber:
Musim hujan bukan halangan untuk diet. Temukan 5 makanan hangat rendah kalori namun bergizi tinggi.
Tips aman berkendara saat musim hujan: jaga keselamatan di jalan! Kurangi risiko kecelakaan, periksa kendaraan, dan waspadalah terhadap aquaplaning. Baca
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang, Kabupaten Kulon Progo, resmi rampung 100%
Musim hujan sering kali dikaitkan dengan rentetan perubahan suasana hati yang cenderung negatif.
Musim hujan meningkatkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved