Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kebijakan WFH Bagi 50 Persen ASN belum Tunjukkan Dampak Signifikan

Despian Nurhidayat
24/8/2023 10:35
Kebijakan WFH Bagi 50 Persen ASN belum Tunjukkan Dampak Signifikan
Polusi udara menyelimuti kawasan Kota Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

PAKAR Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dan CEO Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan pascapelaksanaan kebijakan Work From Home (WFH) bagi 50% Aparatur Sipil Negara (ASN) selama tiga hari, kualitas udara di Jakarta ternyata belum membaik.

“Laman IQAir mencatat berdasarkan US AQI (Air Quality Index) bahwa pada 23 Agustus 2023, kualitas udara Jakarta berada di peringkat keempat terburuk di dunia, setelah Dubai, Kuwait, dan Baghdad. Hal ini menunjukkan kebijakan WFH ASN belum memberikan dampak signifikan terhadap kualitas udara di DKI Jakarta,” ungkap Achmad, Kamis (24/8).

Menurutnya, untuk mencari solusi yang tepat, harus dipertimbangkan sumber-sumber polusi utama di Jakarta. 

Baca juga: Ini Cara Menilai Kualitas Udara Tanpa Alat dan Hanya dengan Penglihatan

Data terbaru dari DLH DKI pada 2020 menunjukkan sumber polusi terbesar berasal dari sektor transportasi dengan kontribusi sebesar 67,04% Disusul oleh industri dengan 26,8%, pembangkit listrik sebesar 5,7%, perumahan 0,42%, dan sektor komersial dengan 0,02%.

Dengan mempertimbangkan data tersebut, mengingat kontribusi besar dari sektor transportasi, solusi yang dapat dilakukan adalah mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik dengan meningkatkan kualitas dan jangkauan moda transportasi seperti MRT, LRT, dan bus TransJakarta.

“Selain itu, mengimplementasikan zona bebas emisi di area-area tertentu di Jakarta dan memperbarui armada bus dan angkutan umum lainnya dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan bisa menjadi langkah selanjutnya,” ujar Achmad.

Baca juga: Pj Gubernur DKI Minta Perusahaan Swasta Juga Menerapkan WFH

Lebih lanjut, sektor industri, dengan kontribusi yang juga cukup signifikan, memerlukan pendekatan khusus. Mendorong industri untuk menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan efisien dalam mengurangi emisi serta penegakan hukum yang ketat terhadap industri yang melanggar batas emisi adalah beberapa langkah yang dapat diambil.

Adapun untuk pembangkit listrik, mengalihkan fokus dari pembangkit listrik berbasis fosil ke sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan hidro serta mendorong penggunaan peralatan yang hemat energi di sektor komersial dan perumahan bisa menjadi solusi.

Sementara itu, untuk sektor perumahan, mengedukasi masyarakat untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan mendorong masyarakat untuk menanam lebih banyak pohon di area perumahan mereka adalah beberapa langkah awal yang bisa diambil. 

Dan, untuk sektor komersial, mengedukasi dan mendorong pengembang untuk membangun dengan standar hijau yang meminimalkan dampak terhadap lingkungan bisa menjadi solusi.

“Tentu saja, selain solusi spesifik untuk setiap sektor, kolaborasi antar sektor dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan Jakarta memiliki udara yang sehat untuk generasi saat ini dan yang akan datang,” tandasnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya