Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ini Cara Menilai Kualitas Udara Tanpa Alat dan Hanya dengan Penglihatan

Basuki Eka Purnama
24/8/2023 09:17
Ini Cara Menilai Kualitas Udara Tanpa Alat dan Hanya dengan Penglihatan
Polusi udara menyelimuti kawasan Kota Jakarta.(MI/Usman Iskandar)

DIREKTUR Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan sekaligus pakar paru Prof Agus Dwi Susanto membagikan cara menilai kualitas udara tanpa menggunakan alat dan hanya mengandalkan visual penglihatan semata.

"Kalau tidak punya akses atau jaringan (internet) sebenarnya kita bisa memberikan cara menilai sederhana. Kalau bisa melihat dari jarak lebih dari 15 km maka kita katakan itu baik," ujar Agus dalam konferensi pers terkait polusi udara yang digelar daring, Rabu (23/8).

Apabila seseorang bisa melihat sampai sejauh 10 km ke depan, hal itu menandakan kualitas udara di lingkungannya berada pada kategori sedang.

Baca juga: Pj Gubernur DKI Minta Perusahaan Swasta Juga Menerapkan WFH

Agus mengatakan kondisi kualitas udara yang tidak sehat ditandai dengan seseorang yang hanya memiliki jarak pandang sejauh 2,5 km hingga 4 km.

Sementara kualitas udara di kawasan itu dapat dikatakan sangat tidak sehat bila jarak pandang seseorang sekitar 1,5 km - 2,4 km.

"Kalau kurang dari 1,4 km itu tidak baik. Tidak sehat itu kalau hanya 2,5 km sudah tidak kelihatan atau buram. Ini cara sederhana menilai kualitas udara tanpa alat," kata Agus.   

Baca juga: PLN Ogah PLTU Disebut Sebagai Biang Kerok Polusi

Agus menuturkan polusi merupakan akumulasi berbagai bahan berbahaya di dalam udara yang dapat menimbulkan efek buruk bagi manusia, hewan, dan vegetasi dengan nilai polutan di atas nilai normal.

Menurut dia, ada beberapa parameter untuk mengukur kualitas udara, menggunakan indeks kualitas udara atau air quality index (AQI), misalnya.

Indeks kualitas udara apabila di atas 500 menunjukkan tingkat polusi udara berbahaya yang lebih tinggi. Sementara kualitas udara yang baik berkisar dari 0 hingga 50.

"Sebagai contoh kalau tidak sehat itu 151-200, nilai particulate matter (PM) 2.5 itu 55,5 - 150," kata Agus.

Dia menganjurkan masyarakat rutin memantau kualitas udara, sebagai salah satu upaya yang bisa mereka lakukan saat polusi udara tinggi.

Selain itu, masyarakat juga perlu mengurangi aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara tidak sehat dan menghindari aktivitas fisik berat termasuk berolahraga saat kualitas udara tidak baik.

Kemudian, apabila mereka beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya hindari kawasan berpolusi udara dan memakai masker atau
respirator apabila beraktivitas di luar ruangan.

Masyarakat juga perlu menjaga stamina dengan menerapkan pola hidup sehat dan berkonsultasi ke dokter apabila ada masalah kesehatan muncul. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya