Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta sekaligus CEO Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat, menyatakan kebijakan work from home (WFH) tidak akan efektif untuk mengurangi polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya.
Pemerintah meyakini WFH akan menjadi kunci penyelesaian masalah polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya. Namun, WFH perlu insentif lain dan tidak dapat sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing perusahaan.
Sekalipun pemerintah berusaha keras mempromosikan WFH sebagai solusi, keraguan terhadap keefektifan langkah ini muncul. Salah satunya adalah ketidakpastian apakah perusahaan-perusahaan akan mengadopsi kebijakan ini secara luas. Selain itu juga tidak ada kepastian WFH akan benar-benar mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan signifikan.
Baca juga: Dampak Ekonomi WFH Pemprov DKI Dinilai tidak Signifikan
Hidayat menyambaikan terdapat beberapa aspek yang harus menjadi bahan pertimbangan pemerintah. Salah satunya meskipun WFH dapat mengurangi jumlah kendaraan dari rumah ke kantor, dampaknya mungkin terbatas.
“Sebagian besar polusi udara di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor. Bisa jadi karyawan yang statusnya bekerja WFH namun mereka tetap menggunakan kendaraannya untuk berbelanja dan saling berkunjung. Tingkat kedisiplinan para pekerja tersebut untuk tetap dirumah sangat sulit dicapai. Kemungkinan besar yang akan terjadi adalah WFH berlaku namun tidak mengurangi mobilitas kendaraan bermotor bahkan karena WFH akan menambah kemacetan di Jakarta terutama di tempat-tempat berbelanja dan wisata,” kata Hidayat, Rabu, (16/8).
Baca juga: Punya Pemantau Kualitas Udara Rp7 Miliar, Pemprov DKI Didorong Lebih Transparan
Lebih lanjut, kontribusi polusi yang besar lainnya di Jakarta adalah polusi udari dari kawasan Industri disekitar Jakarta. WFH untuk mengurangi polusi udara akan sia-sia jika polusi dari kawasan industri Jabodetabek tidak ikut berkurang.
Selain itu, penerapan WFH secara luas dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi. WFH yang terlalu ketat akan mematikan ekonomi kecil seperti seperti usaha kuliner, transportasi umum, dan sektor ritel. Langkah ini perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak mengganggu ekonomi lokal.
Solusi Lebih Efektif
Menurutnya, beberapa hal yang bisa menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi polusi udara di Jakarta adalah memberikan insetif.
Pertama, diversifikasi sumber energi, beralih ke sumber energi bersih dan terbarukan untuk keperluan energi, seperti listrik dan transportasi, dapat mengurangi kontribusi polusi udara dari pembakaran bahan bakar fosil.
Kedua, investasi dalam transportasi publik. Pengembangan dan perluasan sistem transportasi publik yang efisien, nyaman, dan terjangkau dapat mendorong lebih banyak orang untuk beralih dari kendaraan pribadi, mengurangi lalu lintas dan emisi.
Ketiga, pemberlakuan standar emisi yang ketat. Menegakkan standar emisi yang lebih ketat untuk kendaraan bermotor dapat mengurangi polusi langsung dari sumbernya.
Keempat, kampanye kesadaran publik. Mengedukasi masyarakat tentang dampak polusi udara dan pentingnya partisipasi dalam solusi berkelanjutan dapat memicu dukungan lebih luas dan perubahan perilaku.
“Upaya untuk mengatasi masalah polusi melalui kebijakan WFH perlu diperhitungkan dengan seksama. Kendati berpotensi sebagai solusi, langkah ini harus didukung oleh insentof lain termasuk untuk perusahaan, dan masyarakat lainnya yang terdampak,” tegas Hidayat.
Dia menegaskan dalam menjalankan WFH, kesadaran individu untuk mengurangi mobilitas kendaraan pribadi dan kolaborasi lintas sektor akan menjadi faktor penentu dalam menentukan apakah langkah ini benar-benar efektif dalam menanggulangi polusi udara di Jakarta dan mendorong perubahan positif dalam lingkungan perkotaan secara keseluruhan.
(Z-9)
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Meskipun banyak yang berharap Work From Home (WFH) bisa mengatasi burnout, kenyataannya WFH tidak selalu menjadi solusi efektif bagi kesehatan mental pekerja.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
PT AXA Insurance Indonesia berhasil meraih sertifikasi ISO 27001, standar internasional untuk manajemen keamanan informasi.
Pandemi global telah memicu tren yang berbeda dalam perbaikan rumah dan renovasi, khususnya menjelang Lebaran tahun ini.
ASN DKI Jakarta mulai besok mulai diterapkan WFH 50%. Namun akan ditingkatkan menjadi 75% saat KTT ASEAN berlangsung.
Pola kerja secara hybrid selain menjaga agar tenaga kerja yang lebih sehat, mengutamakan kesejahteraan karyawan,serta dapat mendorong tim yang terlibat dapat termotivasi,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved