Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan pengolahan sampah dengan sistem refuse derived fuel (RDF) atau intermediate treatment facility (ITF) tidak sepenuhnya menyebabkan polusi udara di Jakarta.
Ia mengatakan masih banyak faktor lainnya yang memengaruhi kualitas udara seperti halnya penggunaan transportasi atau kendaraan pribadi
"Kalau meningkat atau tidak meningkat kan banyak faktornya tadi saya bilang pengguna transportasi, masih tinggi, bahan bakar masih oktan nioktan tinggi gitu, Jadi sehingga memang faktor faktor pencetus dari polusi itu masih banyak," jelasnya kepada awak media di Balaikota, Selasa (8/8).
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara tentang Kualitas Udara Buruk di Jabodetabek
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai ITF dan RDF sebagai penyumbang emisi ke udara dan berpotensi melepas salah satu senyawa paling berbahaya, yaitu dioksin dan furan dari proses pembakaran sampah.
"Untuk meminimalisir potensi tersebut tentu biayanya mahal. Meskipun sanggup membiayainya. Tetap risiko dampaknya tinggi," jelas Aminullah pengkampanye Walhi Jakarta.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta Tingkatkan Resiko Penyakit Paru-paru
Aminullah juga menjelaskan, RDF maupun ITF memiliki prinsip yang sama dari segi pemanfaatan atau pengelolaan sampah yakni dengan dibakar.
"Tidak ada untungnya. Apa yg mau dikelola? Efektivitas Rdf dan ITF ditentukan oleh nilai kalor sampah. Nilai kalor jakarta rendah karena sampahnya tercampur dan basah. Jadi tidak akan efektif," jelasnya. (Far/Z-7)
Ledakan di pabrik US Steel Clairton, Pennsylvania, mengakibatkan satu orang tewas, 10 orang terluka, dan 1 pekerja masih dinyatakan hilang.
Penghijauan merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved