Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan pengolahan sampah dengan sistem refuse derived fuel (RDF) atau intermediate treatment facility (ITF) tidak sepenuhnya menyebabkan polusi udara di Jakarta.
Ia mengatakan masih banyak faktor lainnya yang memengaruhi kualitas udara seperti halnya penggunaan transportasi atau kendaraan pribadi
"Kalau meningkat atau tidak meningkat kan banyak faktornya tadi saya bilang pengguna transportasi, masih tinggi, bahan bakar masih oktan nioktan tinggi gitu, Jadi sehingga memang faktor faktor pencetus dari polusi itu masih banyak," jelasnya kepada awak media di Balaikota, Selasa (8/8).
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara tentang Kualitas Udara Buruk di Jabodetabek
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai ITF dan RDF sebagai penyumbang emisi ke udara dan berpotensi melepas salah satu senyawa paling berbahaya, yaitu dioksin dan furan dari proses pembakaran sampah.
"Untuk meminimalisir potensi tersebut tentu biayanya mahal. Meskipun sanggup membiayainya. Tetap risiko dampaknya tinggi," jelas Aminullah pengkampanye Walhi Jakarta.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta Tingkatkan Resiko Penyakit Paru-paru
Aminullah juga menjelaskan, RDF maupun ITF memiliki prinsip yang sama dari segi pemanfaatan atau pengelolaan sampah yakni dengan dibakar.
"Tidak ada untungnya. Apa yg mau dikelola? Efektivitas Rdf dan ITF ditentukan oleh nilai kalor sampah. Nilai kalor jakarta rendah karena sampahnya tercampur dan basah. Jadi tidak akan efektif," jelasnya. (Far/Z-7)
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved