Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mengkritik respon Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang memberikan jawaban tidak serius saat ditanya solusi tangani polusi udara di Jakarta.
Anggota Komisi D Fraksi PSI, Justin Adrian mengatakan Pj Heru dianggap memandang remeh polusi udara yang menyebabkan banyak penyakit khususnya Iritasi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada masyarakat.
Baca juga : Kondisi Udara Jakarta Kian Buruk, DPR Minta KLHK Lakukan Kajian
"Itu bukan suatu hal yang bisa dipandang remeh dan disisi lain kalau beliau (Heru) tidak melakukan langkah langkah cukup," jelasnya saat dihubungi, Selasa (13/6).
Baca juga : Ini Dampak Buruk Polusi Udara pada Anak-anak
Justin mengatakan, dampak dari polusi udara langsung bisa dirasakan khususnya para manusia usia lanjut (manula) yang belum
"Yang pasti adalah fakta bahwa penyakit tersebut banyak diidap anak anak kita, Enggak cuma itu para manula juga banyak menderita penyakit itu, ISPA atau lain sebagainya," jelasnya.
Ia menyoroti, Heru jangan lagi bercanda terkait polusi udara.
"Karena ini masalah kesehatan dan keselamatan warga dan itu tidak murah, saya kira kata kata seperti itu jangan pernah diucapkan lagi," imbuhnya.
Kualitas udara semakin buruk di DKI Jakarta akibat aktivitas kawasan industri di wilayah penyangga. Butuh solusi konkret Pemprov DKI Jakarta.
Heru pun menanggapi hal ini dengan jawaban yang sekadarnya sambil bercanda.
"Ya saya tiup saja," katanya sambil memperagakan mulutnya yang sedang meniup kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan pada Senin (12/6).
Menurut Heru, solusi permasalahan polusi udara yang diakibatkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor adalah dengan mempercepat kendaraan listrik. (Z-8)
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan pada PT SBJ yang memiliki 12 tungku peleburan untuk kapasitas 8.816 ton per tahun, namun sama sekali tidak memiliki cerobong.
Peneliti dari University of Technology Sydney mengungkap debu bulan tidak seberbahaya polusi udara di jalanan.
Mengutip data WHO, 99% populasi dunia kini menghirup udara yang sudah melewati batas aman, dengan kualitas udara dalam ruangan bisa lima kali lebih buruk dari udara luar.
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved