Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

MRT Dibahas Sejak 1992, Heru: Makanya Namanya jadi 'Masih Rapat Terus'

Putri Anisa Yuliani
17/2/2023 17:05
MRT Dibahas Sejak 1992, Heru: Makanya Namanya jadi 'Masih Rapat Terus'
MRT Jakarta(MI/Susanto)

PENJABAT Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkap perjalanan panjang pemerintah pusat maupun Pemprov DKI Jakarta dalam mewujudkan angkutan massal Moda Raya Terpadu (MRT). Heru mengatakan konsep pembangunan moda berbasis rel itu sudah dibicarakan sejak 1992.

Namun, kala itu, pembahasan MRT terus-menerus dilakukan tanpa ada titik temu. Heru pun mengistilahkan kepanjangan MRT menjadi 'Masih Rapat Terus'.

"Ya sejak 1992 itu dibahas. Tapi ya cuma rapat-rapat saja. Makanya namanya jadi 'Masih Rapat Terus'," kata Heru di sela sambutannya saat acara penandatanganan kesepakatan bersama Pemprov Jabar dan Pemkot Bekasi untuk pembangunan MRT Jakarta Barat-Timur Tomang-Medan Satria di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/2).

Mantan Wali Kota Jakarta Utara itu menyebut pembiayaan jadi faktor utama MRT Jakarta sulit disepakati untuk dibangun. Sebab, berbeda dengan KRL Jabodetabek yang sudah ada dan dibangun oleh era kolonialisme, seluruh infrastruktur MRT dibangun dari tahap awal. Sehingga biaya pembangunan menjadi relatif besar. Pembangunan MRT koridor Selatan-Utara Lebak Bulus-Bundaran HI sejauh 16 km membutuhkan biaya hinga Rp22 triliun.

"Karena kita saling bertanya, bukan saling lempar ya. Siapa yang bertanggung jawab atas pembiayaan," ujarnya.

Baca juga: Jawa Barat-Bekasi-Jakarta Sepakat Bangun MRT Tomang-Medan Satria

Kemudian, pembahasan pembangunan MRT mulai menemui kejelasan pada dekade 2000-an. Akhirnya, pembangunan MRT bisa sepenuhnya dieksekusi oleh Presiden Joko Widodo pada 2013 yang saat itu berstatus Gubernur DKI Jakarta.

"Kemudian akhirnya bisa direalisasikan Pak Jokowi dan terus dilanjutkan hingga sekarang," tuturnya.

Ia menegaskan, pembangunan infrastruktur memang harus berani untuk dimulai. Sebab, pembangunan ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Pembangunan buat siapa? Bukan buat kita-kita, tetapi untuk masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu, pembangunan MRT Jakarta koridor Barat-Timur Cikarang-Balaraja akan terbagi dalam beberapa fase. Untuk Fase 1 Ujung Menteng-Kalideres pun kembali dibagi beberapa tahap (stage) dan yang telah disepakati melalui penandatanganan kesepakatan bersama hari ini adalah Fase 1 stage 1 Tomang-Medan Satria. Fase ini akan mulai dibangun tahun depan.

Heru memutuskan untuk memperpanjang tahapan awal pembangunan MRT Barat-Timur 1,5 km dari Ujung Menteng ke Medan Satria untuk mengakomodir penglaju dari Kota Bekasi.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya