Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bentuk Tim SCI Independen Sidik Kasus Brigadir J

Mediaindonesia
20/7/2022 16:40
Bentuk Tim SCI Independen Sidik Kasus Brigadir J
Komunikolog UPH Emrus Sihombing(MI/Rommy Pujianto)

KOMUNIKOLOG Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing merespons penanganan kasus adu tembak antarpolisi di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo. 

Sebelumnya, Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo juga sudah membentuk tim investigasi khusus untuk mengungkap insiden yang menewaskan Brigadir J.

Emrus menyarankan tim investigasi khusus itu menggunakan pendekatan instrumen scientific crime investigation (SCI) dalam mengungkap kasus. 

“Saya menyarankan satu satunya menuntaskan kasus ini adalah dengan pendekatan scientific crime investigation (SCI), yang lepas dari pengaruh jabatan dan kepentingan lainnya,” ujar Emrus saat dihubungi, Rabu (20/7). 

Dengan digunakannya pendekatan SCI, Emrus yakin nantinya data itu sendiri yang akan berbicara. Termasuk di dalamnya tentang siapa saja yang terlibat, siapa aktor utama, siapa peran pembantu, dan bagaimana prosesnya.

Menurut Emrus, hanya pendekatan dengan menggunakan instrumen SCI yang mampu mengungkap kasus dugaan penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. 

Pendekatan SCI ini sekaligus menjawab serta menghentikan berbagai asumsi subjektif yang kemungkinan semakin liar ke depan.

Emrus juga mengusulkan tim SCI terdiri dari para doktor krimonologi, ilmu kepolisian, komunikolog, sosiolog, antropolog, ilmu hukum dan psikologi dari luar struktur kepolisian agar independen. 

Di bagian lain, akademisi UPH ini mengapresasi langkah Kapolri yang telah menonaktifkan sementara Ferdy Sambo dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.

Penonaktifan Sambo, menurut dia, berdampak baik demi transparansi, akuntablitas, dan objektifitas penanganan perkara. “Ini sekaligus menunjukkan bahwa Polri tetap mengedepankan tindakan 'presisi' ,” jelasnya.

Menyoal asumsi liar di publik terkait penonaktifan Ferdi Sambo yang tak terkait dengan lokus kejadian tersebut, Emrus berpandangan hal itu tergantung dari pendekatan yang digunakan.

“Kalau pendekatan yang kita pakai adalah pendekatan kuantitatif, maka memang fenomena satu dengan yang seolah berdiri sendiri atau parsial. Tapi kalau pendekatan kualitatif, setiap fenomena tidak lepas dari fenomena lain, saling terkait satu dengan yang lain,” terangnya.

Oleh karena itu, Emrus menekankan penonaktifan sementara merupakan keputusan yang bijaksana agar yang bersangkutan bisa fokus mendalami dan memahami peristiwa tersebut.

Ia pun mengajak masyarakat untuk menyerahkan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian. Namun, masyarakat juga diharapkan memberikan masukan berupa fakta data serta argumentasi hukum kuat.

“Tidak ada salahnya data dan fakta itu disampaikan saja kepada pihak kepolisian sehingga secara terang benderang nanti ketika terjadi gelar perkara. Saya berkeyakinan penuh bahwa Polri pasti akan menangani secara serius profesional, objektif dan 'presisi',” tutup dia. 

Penembakan itu terjadi di rumah dinas Kadiv Propam di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pukul 17.00 WIB, Jumat (8/7). Brigadir J yang merupakan sopir dinas istri Sambo, Putri Chandrawati ditembak Bhayangkara Dua (Bharada) RE, pengawal dan pengamanan Sambo. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : MEGAPOLITAN
Berita Lainnya