Headline
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengimbau kepada seluruh warga Kota Bekasi untuk melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypty.
Dinkes Kota Bekasi menyarankan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M dan bukan fogging. Cara 3M yaitu Menguras bak mandi atau bak penampungan air, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, dan Mendaur ulang atau memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
Kepala Dinkes Kota Bekasi Tanti Rohilawati menegaskan terkait perkembangan DBD di Kota Bekasi fogging bukan untuk pencegahan tetapi untuk pengendalian nyamuk DBD.
"Fogging bukan untuk pencegahan DBD dan bukan solusi utama untuk menghilangkan bahaya penyakit DBD. Hal itu dikarenakan fogging hanya membunuh nyamuk aedes aegypty dewasa dan tidak dapat membunuh nyamuk yang berbentuk jentik. Selain itu, dapat menyebabkan efek samping gangguan saluran pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan gangguan pada ibu hamil jika menghirup gas tersebut secara berlebihan," jelas Tanti, Kamis (26/5).
Baca juga : Pemkot Tangsel Kembali Raih Opini WTP dari BPK
Ia menjelaskan, pelaksanaan fogging harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Diantaranya bila ada kasus DBD harus melapor ke puskesmas diperkuat dengan bukti positif DBD di lembar Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS).
Kemudian, lanjutnya, harus ada hasil positif pada Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dilakukan oleh petugas puskesmas di wilayah kasus DBD ditemukan. Selain itu, fogging hanya boleh dilakukan oleh petugas puskesmas yang sudah terlatih.
"Namun dengan PSN 3M akan memberikan hasil yang baik apabila dilakukan secara luas, serentak, terus menerus dan berkesinambungan. PSN 3M sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya seminggu sekali oleh masing-masing pemilik rumah sehingga terjadi pemutusan rantai pertumbuhan nyamuk pra dewasa tidak menjadi dewasa," pungkasnya.(OL-7)
PENGUATAN peran orangtua dibutuhkan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas kesehatan keluarga di tanah air.
Dokter spesialis penyakit dalam mengatakan orang dewasa yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta punya risiko keparahan yang lebih tinggi saat terkena demam berdarah dengue atau DBD
Pemerintah Kota Malang bersama Dinas Kesehatan, TP PKK Jawa Timur, dan Enesis Group meluncurkan program Gerakan Berantas Nyamuk Bersama 3M+ Mengoles: Keluarga Sehat dan Bebas DBD.
Peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama. Masyarakat harus terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dokter Spesialis Anak mengingatkan bahaya DBD atau dengue pada anak-anak, gejalanya bisa mirip flu demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah. Dengue berbahaya kalau tidak ditangani
Fogging bukan solusi utama atasi DBD. WHO dan EPA menegaskan fogging hanya efektif jika dilakukan tepat waktu, terukur, dan dikombinasikan dengan pengendalian lingkungan.
Kasus DBD di Kabupaten Klaten 2025 meningkat. Hingga minggu ketujuh terdapat 142 kasus dan satu kematian.
TIGA kecamatan di Batam, yakni Sekupang, Batu Aji, dan Bengkong menjadi zona merah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada awal tahun ini.
Kegiatan fogging di lingkungan Mapolres setempat ini bertujuan untuk mencegah berkembangnya nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama DBD.
Kasus DBD dialami oleh semua umur, mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua.
Bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti semakin meningkat saat musim hujan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved