Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Anies Baswedan tak Patuhi Rencana Tata Ruang

Tri Subarkah
01/2/2022 12:40
Anies Baswedan tak Patuhi Rencana Tata Ruang
Salah satu bentuk revitalisasi di DKI Jakarta, Kampung Akuarium(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

MASA kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Okober 2022. Selama menjadi orang nomor satu di Ibu Kota, Anies dinilai tidak mematuhi rencana tata ruang Jakarta. Demikian disampaikan pengamat tata kota Nirwono Joga.

Menurutnya, berbagai macam kebijakan yang dikeluarkan Anies tidak mematuhi apa yang sudah tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) sampai 2030. Padahal, RTRW dan RDTR itu harus dilaksanakan terlepas dari siapa gubernurnya.

"Agustus 2021 kemarin, lembaga Rethinking the Future menempatkan Jakarta nomor 1 dalam tata kota terburuk di dunia," kata Nirwono saat dihubungi Media Indoesia, Selasa (1/2).

Ia menjelaskan contoh kegagalan pangling konkret yang dilakukan Anies adalah merevitalisasi kampung. Padahal di era sebelumnya, kampung-kampung tersebut seharusnya ditertibkan karena tidak sesuai denga rencana tata ruang.

Pedagang kaki lima (PKL), lanjut Nirwono, juga semakin diakomodir oleh Anies. Alih-alih menertibkan, keberadan PKL justru semakin merajalela di era kepemimpinan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Baca juga: Kadis Cipta Karya DKI Tegaskan Kampung Akuarium Tak Langgar Perda Tata Ruang

Di sisi lain, kebijakan mengatasi banjir Jakarta juga dinilai berjalan mandek. Nirwono mengatakan, Anies terjebak dengan perdebatan istilah normalisasi dan naturalisasi sungai. Pada kenyataannya, sungai-sungai di Jakarta belum terbenahi.

"Sebuah kebijakan seharusnya dalam lima tahun itu mengalami penurunan. Masalah banjir (seharusnya) semakin berkurang, kawasan yang selama ini kena banjir berkurang," jelasnya.

Selain perdebatan istilah, Nirwono juga menyebut program tata kota yang dikerjakan Anies sekadar dalam tatanan beautification atau memperindah. Hal ini terbukti dari revitalisasi sejumah jembatan penyeberangan orang (JPO) di sepanjang jalan protokol Jenderal Sudirman - MH Thamrin.

"Kebijakan yang diambil lebih banyak beautifikasi, menyenangkan masyarakat media sosial dengan spot instagramable. Semua JPO yang dibaguskan itu kan di Sudirman-Thamrin utamanya," ungkap Nirwono.

Kendati demikian, Nirwono tetap mengapresiasi revitalisasi trotoar Jakarta. Ia menganggap hal itu sebagai keberhasilan Anies karena mampu mempercepat pembangunan trotoar. Meskipun menurutnya revitaliasi itu tidak dibarengi dengan pembangunan transit-oriented development di stasiun-stasiun Moda Raya Terpadu (MRT).(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya