Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Covid-19 Alami Tren Kenaikan, BOR di Jakarta Meningkat 31%

Hilda Julaika
24/1/2022 14:20
Covid-19 Alami Tren Kenaikan, BOR di Jakarta Meningkat 31%
Petugas menyiapkan barang milik pasien covid-19 yang akan menempati RSDC Wisma Atlet, Jakarta(MI / ADAM DWI.)

WAKIL Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Jakarta naik menjadi 31%. Angka ini mengalami kenaikan dari sebelumnya sebesar 20%. Kenaikan BOR ini seiring dengan tren kenaikan kasus covid-19 di Jakarta.

“Terkait BOR, data yang kami terima hingga hari ini ada peningkatan saat ini BOR kita 3.616. Dan yang terisi, 1.115 itu artinya sudah mencapai 31%,” kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (24/1).

Kemudian, untuk keterisian ICU baru 51 yang terpakai dari total 610. Artinya baru sebanyak 8% ICU yang digunakan untuk pasien covid-19.

Adapun terkait dengan peningkatan level PPKM, DKI Jakarta masih harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurutnya, kenaikan kasus Omikron bukan berarti langsung harus meningkatkan level PPKM. Melainkan harus berdasarkan tahapan-tahapan yang juga ditentukan oleh para ahli.

“Para ahli kan kami tidak menentukan sendiri, kami ini kan bukan ahlinya, yang memutuskan itu, yang menjadi pertimbangan kami itu adalah para ahli di bidangnya masing-masing. Jadi pendapat para ahli itu menjadi pertimbangan,” ungkapnya.

Baca juga: Didesak Tunda PTM 100%, Wagub DKI: Kami Ikut Pemerintah Pusat

Sebelumnya, Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah pusat menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayah DKI Jakarta dan daerah lain yang memiliki peningkatan kasus covid-19.

Penghentian PTM ini dapat sementara dilakukan mulai akhir bulan ini hingga pada Maret mendatang.

"Karena waktu-waktu tersebut adalah waktu rawan terjadi peningkatan covid-19 ya," kata Dicky saat dihubungi, Minggu (23/1).

Menurut dia, vaksinasi covid-19 bagi peserta didik saat ini belum menyeluruh. Di samping itu, untuk peserta didik kelas rendah seperti sekolah dasar rentan tidak mematuhi protokol kesehatan.

"Juga menurut data di negara lain, kasus covid-19 di sekolah sudah mulai mengalami peningkatan. Jadi untuk menjaga anak-anak kita sebaiknya dihentikan sementara dulu," tuturnya.

Di sisi lain, ia meminta pemerintah tetap melakukan testing, tracing, dan treatment (3T). Hal ini ditujukan untuk melakukan pengendalian covid-19.

"Kita tidak hanya harus mengantisipasi gelombang ketiga ini tapi juga harus siap mengantisipasi bulan puasa. Nanti ini kan biasanya ada kenaikan juga," tandasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya