Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
DI masa pandemi covid-19 yang melanda Indonesia pada 2021, peredaran narkoba justru semakin menggeliat.
Hal itu diungkapkan Kepala BNN, Komjen Petrus Reinhard Golose saat rilis akhir tahun 2021, di Gedung BNN, Jakarta, Rabu (29/12).
Menurut Golose, sindikat peredaran narkoba meningkat dengan memanfaatkan kondisi pandemi Covid-19 guna terus melancarkan aksinya.
Golose menjelaskan BNN beserta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka prevalensi secara nasional mengalami kenaikan.
Pada kategori setahun pakai narkoba dari yang sebelumnya 1,80 persen pada 2019, kini menjadi 1,95 persen atau meningkat 3.662.646 pada 2021.
Untuk kategori pernah pakai narkoba, lanjut Golose, meningkat dari 2,40 persen menjadi 2,57 persen atau 4.827.616.
Meski begitu, angin segar datang dari angka prevalensi di wilayah pedesaan pada rentang usia 25-49 tahun mengalami penurunan.
Baca juga : Polisi: Ada Rekam Jejak Digital Kapolsek Sepatan Aktif Gunakan Sabu
Dari data BNN, kategori pemakai narkoba di pedesaan menurun dari 3,39 persen menjadi 2,24 persen.
Sementara untuk pernah pakai juga mengalami penurunan dari 2,50 persen menjadi 1,61 persen.
Maka, BNN pun melancarkan program war on drugs, perang terhadap peredaran gelap narkoba, khususnya di tengah pandemi.
“Dengan menggelorakan semangat war on drugs, BNN bersinergi dengan elemen bangsa membangun kekuatan besar dalam melawan narkoba untuk mewujudkan 'Indonesia Bersinar', bersih dari narkoba,” tutur Golose, Rabu (29/12).
Indonesia Bersinar ini, kata Golose, dimulai dari tingkat desa/kelurahan melalui program Desa Bersinar.
Desa Bersinar menjadi program unggulan BNN di wilayah pedesaan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan aman dari peredaran gelap narkoba.
“Tahun ini, BNN telah membentuk 346 Desa Bersinar atau meningkat 650 dari tahun sebelumnya,” ujarnya. (OL-7)
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan, Selasa (24/6) memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat lebih setengah kilogram, hasil penanganan tiga kasus kejahatan narkoba di wilayah tersebut.
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved