Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN Narkotika Nasional (BNN) membeberkan hasil kinerja sepanjang 2021. Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose mengatakan pihaknya telah menggagalkan 760 kasus narkoba dari 85 jaringan baik nasional dan internasional.
Golose mengungkap bahwa jaringan narkoba internasional yang paling banyak berasal dari golden triangle dan golden crescent. Golden Triangle merupakan kawasan pabrik narkoba terbesar di Asia Tenggara yang meliputi Laos, Thailand, dan Myanmar. Sementara Golden Crescent meliputi Pakistan, Iran dan Afghanistan.
"Barang bukti yang disita pada tahun 2021 adalah 3.313 ton sabu, 115,1 ton ganja, 50,5 hektar lahan ganja, dan 191.575 butir ekstasi," tuturnya, Rabu (29/12).
Golose juga menerangkan BNN menciduk 1.109 tersangka kasus penyalahgunaan narkoba, serta menyita ribuan ton barang bukti narkoba. BNN juga menyita sejumlah aset yang diperoleh dari penelusuran tindak pidana pencucian uang (TPPU) berkaitan dengan kejahatan narkoba.
"Dari 14 kasus TPPU yang diungkap dan 16 orang tersangka yang diamankan. BNN menyita barang bukti TPPU berupa aset dan uang tunai sebesar Rp108,3 miliar," tandasnya.
Baca juga: BNNP Babel Sita Narkotika Senilai Rp1 Miliar
Sementara itu, Anggota Komisi III Ichsan Soelistio yang hadir dalam press release akhir tahun 2021 tersebut mengapresiasi kinerja BNN dalam mencegah dan memberantas peredaran narkoba. Menurutnya, dari jumlah barang bukti yang diamankan, BNN telah menyelamatkan begitu banyak anak bangsa.
"Tadi disebutkan ada 3,3 ton sabu. Tidak usah dihitung berapa banyak nyawa anak-anak kita yang bisa diselamatkan. Sangat banyak. Karena itu kita patut mengapresiasi apa yang sudah dilakukan BNN," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ichsan mengaku juga baru saja mendapatkan pemaparan dari Polri yang sama gencarnya dalam memberantas narkoba. Dari operasi di seluruh Indonesia, Polri disebut mengamankan lebih dari 8 ton sabu.
"BNN 3 ton, Polri 8 ton, jadi setidaknya 11 ton sabu yang diamankan. Ini prestasi yang bagus dan upaya memberantas narkoba ini harus terus ditingkatkan," paparnya.
Ichsan berharap narkoba yang bisa diamankan tahun depan tidak sebanyak tahun ini.Harapan itu bukan karena upaya penindakan BNN dan Polri mengendur, melainkan peredarannya menurun.
Ichsan juga berkomitmen untuk terus mendorong percepatan revisi UU tentang Narkotika, yang salah satu fokus utamanya adalah penegasan bahwa pengguna narkoba akan direhabilitasi, bukan dipidana penjara. Revisi ini penting karena pengguna adalah korban yang harus dibantu, sekaligus untuk mengatasi masalah kelebihan penghuni lembaga pemasyarakatan.
Golose mengatakan masalah penanganan terhadap pengguna merupakan tantangan tersendiri. Menurutnya, ke depan penanganan terhadap mereka yang benar-benar menjadi korban narkoba memang mesti difokuskan pada rehabilitasi. (A-2)
Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025 bukan sekadar seremoni tahunan.
BNN tidak hanya akan fokus pada pendekatan dan penindakan, tetapi juga pada pencegahan dan pemberdayaan.
BADAN Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Selatan, Selasa (24/6) memusnahkan barang bukti narkoba jenis sabu-sabu seberat lebih setengah kilogram, hasil penanganan tiga kasus kejahatan narkoba di wilayah tersebut.
Salah satu pengungkapan besar ialah membongkar jaringan Meidi yang menyelundupkan sabu dari Aceh ke Jambi dengan truk.
BNN dan TNI AL berhasil mencatatkan sejarah dalam penindakan narkoba terbesar yakni 2 ton sabu (metamfetamina) dari sebuah kapal motor di Perairan Karimun Anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved