Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tanpa Lockdown, Fasilitas Kesehatan Jakarta Kolaps Bulan Depan

Hilda Julaika
29/6/2021 13:30
Tanpa Lockdown, Fasilitas Kesehatan Jakarta Kolaps Bulan Depan
Suasana diluar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (23/6)(MI/ANDRI WIDIYANTO)

IBU Kota Jakarta tengah mengalami lonjakan kasus covid-19 yang sangat tinggi. Bahkan dihantui oleh kasus varian baru covid-19 yakni varian Delta (B.1617.2). Data Dinkes DKI Jakarta mencatat 128 sampel dinyatakan sebagai Variant of Concern (VoC) per 28 Juni 2021.

Adapun rincian 128 VoC tersebut, yakni, 12 varian Alpha (B.117), 3 varian Beta (B.1.351), 113 varian Delta (B.1617.2).

Ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah perlu mengambil opsi karantina wilayah atau lockdown di situasi genting ini. Apabila tidak dilakukan, ia memprediksi fasilitas kesehatan (faskes) di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia bisa kolaps pada akhir Juli ini.

Menurutnya, pada akhirnya kebijakan lockdown harus diambil jika situasi sudah tak terkendali. Pilihannya mengambil kebijakan lockdown segera atau terlambat.

“Itu akhir Juli mulai kolaps yang tinggi. Dan ini pertengahan Juli sudah gak akan bisa apaapa. Kita sudah tinggal menghitung korban saja sampai pertengahan Agustus. Itu kita gak bisa pilihan apa-apa kecuali lockdown yang terpaksa dan sudah terlambat,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (29/6).

Baca juga: Stock Oksigen Medis di Indonesia Aman dan Tercukupi

Adapun kebijakan pengetatan seperti yang pemerintah pusat akan lakukan, disebutnya tak akan berdampak memutus penyebaran covid-19. Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, atau yang akrab disapa Ariza, menyebutkan harus ada pengetatan di hulu bila kapasitas RS rujukan covid-19 terus mengalami peningkatan keterisian.

“Perlu ada pengetatan dong. Kita harus menghadang di hulu. Di hulu disiplin warga. Disiplin warga dengan cara sosialisasi, kampanye, diawasi, dipantau, diberi sanksi bagi warga yang melanggar, menghadirkan aparat, meningkatkan posko yang ada," kata Ariza, Senin (28/6) malam.

Adapun strategi untuk membuat aturan protokol kesehatan yang lebih ketat juga telah diputuskan pemerintah pusat. Misalnya dengan membatasi jam operasional pusat perbelanjaan menjadi hingga pukul 17.00 WIB dari yang semula pukul 20.00 WIB.

Namun, Dicky mengatakan strategi ini tidak akan efektif. Karena hanya menunda penyebaran covid-19 tanpa memutus transmisi di amsyarakat.

“Ya gak bisa itu sekali lagi kita sudah gak bisa. Kalau dengan situasi saat ini, kita masih akan mengalami ribuan kasus kematian. Ini harus lockdown se-Jawa setidaknya,” sarannya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya