Pelatihan di Lapas Wanita Jadi Modal Penting Eks Warga Binaan

Ghani Nurcahyadi
11/2/2021 20:54
Pelatihan di Lapas Wanita Jadi Modal Penting Eks Warga Binaan
Pelatihan tata rias di Lapas Kelas IIA Wanita Tangerang(Dok. Pribadi)

SEJUMLAH pelatihan yang digelar Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kelas IIA Tangerang sukses membawa eks warga binaan menapaki hidup baru dengan keterampilan yang berguna bagi masyarakat.

Salah satunya dirasakan oleh Nanda, 35, perempuan asal Bandung, Jawa Barat yang setelah bebas dari lapas tersebut merintis karier sebagai penata rias. Ia menimba ilmu tata rias itu saat masih menjalani masa kurungan di Lapas selama 9 tahun. 

"Bahkan, pada 2019 lalu Nanda diminta hadir sebagai pembicara di hadapan polisi wanita (polwan) dengan membawa salah satu brand kosmetik. 

"Dulu sempat jadi MUA untuk produk kosmetik dari Prancis, sekarang saya tidak membawahi brand kosmetik manapun, jadi bebas bisa pilih macam-macam produk terbaik. Saya selalu bilang ke teman-teman napi saat jadi pembicara, kalau saya siap membantu mereka dengan ilmu ini," katanya. 

Memiliki sebuah wedding organizer (WO) adalah cita-cita yang ingin dia wujudkan. Dibenaknya, teman-teman mantan narapidana bisa bergabung sebagai penata rias, penata busana, spesialis dekorasi, fotografer, dan lain-lain dalam WO tersebut.

"Itu cita-cita saya yang pengen banget diwujudkan untuk teman-teman (mantan napi). Kalau sekarang rumah masih ngontrak, itu bagian dari proses. Saya janji sama diri sendiri ingin mengubah stigma negatif mantan napi," ujarnya.

Di bawah Seksi Kegiatan Kerja, Lapas Perempuan Tangerang setidaknya memiliki 12 jenis kepelatihan tiap tahunnya. Mulai dari pelatihan tata rias atau make up, tata boga, menjahit, membuat cairan pembersih tangan (hand sanitizer), sabun, dan lain-lain. 

Baca juga : Polisi Cari Unsur Pidana Kasus Vaksinasi Helena Lim

Kepala Lapas Perempuan Esty wahyuningsih mengatakan sebanyak 300 warga binaan secara rutin mengikuti program pelatihan yang berkerja sama dengan lembaga yang tersertifikasi. Gunanya, mereka bisa menyambung hidup dengan skill yang mereka miliki selepas menjalani masa hukuman. 

"Tahun lalu kami punya target menggelar 12 jenis pelatihan. Tapi banyak yang tertunda karena pandemi COVID-19. Misalnya seperti kegiatan yang baru rampung ini, " kata Esty. 

Para warga binaan yang bakal jadi make up artist (MUA) profesional itu mengikuti ujian tingkat dasar dengan beberapa aturan ketat soal pencegahan penyebaran Covid-19. Oleh sebab itu, jumlah peserta ujian dibatasi hanya  20 orang. 

Selama pandemi pun Lapas Perempuan berinovasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Pelatihan pembuatan hand sanitizer (cairan pembersih tangan) sampai belajar membuat masker kain diikuti warga binaan. Karya napi di sana dapat dilihat di akun marketplace atau toko online Lapas. 

Kasie Pelatihan Kerja Indri Yudhit menerangkan lebih detail pelatihan menjahit, tata boga & pastry akan kembali dilanjutkan pada tahun ini. Sementara pelatihan barista dan laundry direncanakan akan menggandeng beberapa mitra kerja baru. 

"Fokus kami sebetulnya membina. Jika ada pendapatan non pajak yang dihasilkan dari karya teman-teman, itu bagian dari prestasi mereka, dan Diharapkan tahun ini minimal 100 warga binaan akan mendapatkan pelatihan," pungkas Indri. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya