Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMPROV DKI Jakarta memastikan cabai rawit yang beredar di Jakarta tidak ada yang menggunakan pewarna. Hal ini usai ada temuan cabai rawit merah hasil pewarnaan dengan cat telah menimbulkan keresahan masyarakat.
Meski hal itu belum terjadi di wilayah Jakarta, namun Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian dengan tim suku dinas sudah melakukan aksi pemantauan dan pengambilan sampel cabai rawit merah di sejumlah pasar.
"Hasil pengamatan organoleptik disemua pasar yang dikunjungi (Tomang Barat, Ganefo, Pasar Laris, Pom Pengumben, Kalideres, Klender, Cempaka Putih, Johar Baru, Pasar Minggu), semua cabai rawit merah yang dijual aman untuk dikonsumsi dan tidak menunjukkan adanya ciri hasil pewarnaan cat/pilok," tulis Plt DPKP Suharini Eliawati dalam keterangannya, Sabtu (9/1).
Baca juga: Harga Cabai Rawit dan Daging Sapi Naik Menyusul Tahu dan Tempe
Menurut Suharini, hal ini merupakan bentuk respon cepat DKPKP dalam rangka menjamin pangan yang dikonsumsi masyarakat Jakarta aman. Pihaknya juga akan terus rutin memantau hal itu agar tidak sampai kecolongan.
Adapun komoditas lain yang dipantau dan ambil sampel adalah daging ayam yang telah diberi bumbu. Pihaknya ingin memastikan warna yang digunakan warna alami yang aman dan sehat bukan pewarna kimia/tekstil yang berbahaya bagi kesehatan.
"Jika warga ada yang merasa ragu dengan pangan yang dibelinya maka dapat menghubungi petugas Kasatlak Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian yang ada di setiap kecamatan," pungkasnya.(OL-5)
Harga cabai rawit merah saat ini dijual Rp100 ribu per kilogram.
Cabai rawit hijau mengalami kenaikan harga dari sebelumnya Rp40 ribu per kilogram kini dijual Rp50 ribu per kilogram.
Kenaikan diduga terjadi karena pasokan yang minim, karena banyak petani yang gagal panen.
Di Pasar Atas Baru Cimahi, beras premium masih bertahan di harga Rp15.000 per kilogram
Harga cabai merah tanjung kenaikannya mencapai Rp30 ribu per kilogram. Semula harganya kisaran Rp50 ribu, sekarang melonjak tajam menjadi Rp80 ribu per kilogram.
Pelanggan mengeluh karena harganya sangat tinggi. Mereka terpaksa mengurangi pembelian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved