Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BELUM beres kenaikan harga tempe dan tahu karena tingginya harga kedelai, saat ini harga cabai rawit dan daging sapi ikut melonjak. Kenaikan komoditas ini harus diwaspadai karena harga cabai rawit merah tembus Rp100 ribu dan daging sapi di atas Rp125 ribu per kilogram
"Kenaikan harga yang sulit dikontrol yaitu salah satu contoh cabai rawit merah dengan kenaikan yang fantastis yaitu di kisaran angka Rp100 ribu/kg. Kenaikan ini kami nilai tidak wajar karena daya beli masyarakat belum kembali pulih pasca Natal dan tahun baru. Daya beli masyarakat belum aman seperti Natal dan tahun baru pada tahun tahun sebelumnya karena pandemi covid-19 yang belum usai," ujar Ketua Bidang Infokom DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan, Kamis (7/1).
Semua telah mengtahui tempe dan tahu sempat hilang peredarannya di pasar tradisional karena isu naiknya harga kedelai internasional. Walaupun Sekjen Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa stok aman, tapi fakta yang ada di lapangan harga masih tinggi dan pengrajin tetap mendapatkan harga penyesuaian yang baru.
Harga cabai yang sudah diketahui sebulan lalu, belum mampu diantisipasi oleh pemerintah. Ikappi sendiri meminta kepada pemerintah melakukan subsidi silang dari daerah-daerah penghasil untuk memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang membutuhkan konsumsi besar seperti Jabodetabek. Hanya itu solusi sementara ini, sembari menyiapkan tata niaga kelola pangan di 2021.
Untuk komoditas daging sapi, Ikappi meminta kepada pemerintah agar melakukan penelusuran terhadap importir sapi atau RPH sapi agar stok di pasar tidak berkurang dan harga kembali turun. Sebab, kalau dibiarkan begitu saja maka potensi kenaikannya akan jauh lebih tinggi.
"Tiga komuditas ini yang menjadi konsen Ikappi dan minta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk lebih memperkuat koordinasi dalam rangka memastikan stok pangan tetap aman di pasar tradisional. Jika pangan aman dan harga tidak tinggi, pedagang tidak akan merugi tapi jika modal yang kami keluarkan sudah tinggi maka kami akan kesulitan untuk menjualnya," jelasnya. (OL-13)
Baca Juga: Wagub DKI Sebut Pihaknya Usulkan PSBB Serentak Jawa-Bali
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Turunnya harga cabai ini disebabkan oleh pasokan cabai yang mulai melimpah.
Tempe dan tahu menjadi superfood yang memiliki kandungan gizi lengkap sehingga BGN menetapkan standar kelayakan komoditas itu sebagai sumber bahan baku MBG.
Selain itu, tiga pelanggan setia Kedelai BOLA berhasil mendapatkan grand prize berupa tiga unit mobil, di mana dua di antaranya adalah pengrajin tahu dan satu pengrajin kerupuk tahu.
Para pemudik tidak hanya menerima pengarahan terkait keselamatan selama mudik tetapi juga menerima bingkisan produk-produk unggulan FKS.
ANJURAN untuk mencintai apa yang dikerjakan tampaknya bukan hal yang klise bagi Osid Rosid. Pria asal Ciamis, Jawa Barat kelahiran 1965 itu memetik buah manis sebagai perajin tahu.
WAJAH Mardi, 55, semringah ketika ditanya mengenai pekerjaannya sebagai perajin tahu. Sebab, dari pekerjaannya itu ia mampu menghidupi keluarganya dan mampu menyekolahkan kedua anaknya.
Kenaikan harga kedelai dikhawatirkan bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved