Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Koperasi Tempe-Tahu Disiapkan Jadi Pemasok Program MBG

Naufal Zuhdi
15/1/2025 23:54
Koperasi Tempe-Tahu Disiapkan Jadi Pemasok Program MBG
Pekerja membuat tahu goreng di Cisadap, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.(ANTARA/Adeng Bustomi)

KEMENTERIAN Koperasi (Kemenkop) siap memfasilitasi Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk dapat menjadi pemasok kebutuhan tempe dan tahu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pemimpin program MBG agar ada perjanjian kerja sama antara BGN dan Gakoptindo.

"Gakoptindo berkomitmen untuk menyuplai semua kebutuhan tahu dan tempe dalam program MBG ini, jadi kita akan coba membantu untuk segera ada MoU. Nanti kita ajak Gakoptindo ketemu dengan Pak Dadan Hindayana (Kepala Badan Gizi Nasional (BGN)," katanya saat berkunjung ke Rumah Tempe Indonesia dan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) di Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/1).

Tempe dan tahu, sambungnya, menjadi superfood yang memiliki kandungan gizi lengkap sehingga BGN menetapkan standar kelayakan komoditas itu sebagai sumber bahan baku MBG. Oleh karenanya, tempe dan tahu dapat menjadi bahan utama dalam program MBG untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sehingga Gakoptindo sudah seharusnya menjadi pemasok utama.

"Tempe dan tahu pasti direkomendasikan oleh BGN karena memenuhi kandungan gizi. Jadi saya harap Rumah Tempe Indonesia ini bisa dikelola dengan baik dan profesional sehingga kita bisa replikasi model usaha ini ke tempat lain," ucapnya.

Di samping itu, Budi pun mengapresiasi upaya dari Rumah Tempe Indonesia dan Gakoptindo yang sudah melakukan diversifikasi produk tempe menjadi beberapa produk unggulan lain seperti kripik tempe, cookies tempe, nugget, dan lain sebagainya. Hal itu menandakan komoditas tempe dan tahu tidak hanya bisa diandalkan untuk pemenuhan gizi pada program MBG, namun juga memiliki potensi ekonomi untuk dipasarkan hingga ke mancanegara.

"Perputaran bisnis di Indonesia bisa sampai Rp75 triliun dan bisa menghidupkan hingga 600 ribu perajin, ini adalah potensi ekonomi yang sangat luar biasa untuk terus dikembangkan," bebernya.

Sementara itu Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Ujang Komarudin yang turut di kesempatan itu menegaskan program MBG harus memberikan multiplier effect bagi perekonomian masyarakat, termasuk kepada UMKM hingga koperasi-koperasi produsen. Koperasi, sambung dia, perlu menangkap peluang itu untuk membentuk suatu program yang dapat mendukung program prioritas pemerintah tersebut.

"MBG ini kami harapkan bisa menggerakkan pertumbuhan sektor ekonomi di desa. Program MBG ini menjadi program prioritas Pak Presiden untuk memastikan pertumbuhan ekonomi itu jalan," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Gakoptindo Hugo Siswaya berharap dukungan dari pemerintah, khususnya Kemenkop, untuk dapat mengomunikasikan keinginan Gakoptindo menjadi pemasok pada program MBG.

"Kita harap tempe dan tahu bisa menjadi pilihan utama pada program MBG karena kandungan gizi di dalamnya yang luar biasa. Kita ingin perajin tempe bisa mendukung program ini," pungkasnya. (Fal/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik