Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Peserta Aksi 1812 Membekali Sajam

(Faj/Ykb/J-2)
19/12/2020 05:10
Peserta Aksi 1812 Membekali Sajam
Aparat kepolisian pukul mundur paksa massa aksi 1812(Dok.MI/Ramdani 1807 )

AKSI unjuk rasa 1812 yang dilakukan ratusan anggota Nasional AAliansi ntikomunis (ANAK NKRI) di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, kemarin, berakhir ricuh. Insiden itu menyebabkan dua personel Polri terluka saat berupaya membubarkan massa yang mulai anarkistis.

Jajaran Korps Bhayangkara kemudian meringkus 155 orang yang diduga sebagai provokator di beberapa titik di Jakarta. Bahkan, beberapa di antara mereka kedapatan membawa ganja dan senjata tajam

Peserta aksi ANAK NKRI yang merupakan gabungan dari FPI, GNPF Ulama, dan PA 212 terlibat bentrok karena tidak terima ketika akan dibubarkan polisi. Massa pun tampak marah dan mengamuk kepada petugas.

Padahal, polisi terus mengimbau untuk membubarkan diri karena aksi tersebut tidak mengantongi izin. Alasan lain, kerumunan itu bisa saja menjadi klaster penyebaran covid-19.

“Kami ingatkan covid-19 di Jakarta masih cukup tinggi, jangan ada kerumunan di daerah Jakarta, silakan kembali, silakan untuk bubar,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto melalui pengeras suara kepada massa.

Namun, imbauan itu tidak diindahkan. Masih ada massa aksi yang geram dan beradu mulut dengan petugas serta ngotot bertahan di lokasi. Sempat terjadi dorong-dorongan antara polisi dan massa.

Polisi kemudian bertindak tegas dengan menyisir massa hingga dipukul mundur ke gang-gang di sekitar Jalan Abdul Muis, Kebon Sirih, dan Gambir. Anggota Brimob juga mengejar massa rusuh yang lari. “Jika ada yang melawan, tangkap, angkut naikkan kendaraan,” kata Heru.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan pihaknya mengamankan 155 orang terkait dengan aksi tersebut.

Yusri menegaskan polisi telah memberikan imbauan, tapi tidak diindahkan. “Kita akan proses sesuai hukum yang berlaku,” kata Yusri.

Yusri menambahkan, dua personel Polri yang menderita luka sabet senjata tajam telah mendapatkan penanganan medis. PMJ belum mengetahui identitas pelaku. Selain itu, ia
juga belum bisa memastikan apakah pelaku itu terkait dengan salah satu ormas yang ikut aksi atau bukan.


Sprindik baru


Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri mengambil alih seluruh kasus kerumunan yang menjerat pentolan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab, baik kasus kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Petamburan, Jakarta Pusat, maupun Bogor, Jawa Barat.

“Saat ini masih pelimpahan penanganan kasus protokol kesehatan dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Polda Banten,” kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, kemarin.

Pelimpahan ke Bareskrim, terang dia, dilakukan guna memudahkan penanganan kasus kerumunan sebab perkara itu memiliki benang merah atau keterlibatan yang sama.

“Karena menyangkut tiga wilayah hukum, perinciannya nanti setelah berkas perkara di tangan penyidik.”  Nantinya, seluruh LP tetap masing-masing lantaran lokus tempusnya berbeda-beda.

Bareskrim juga akan membuat sprindik yang baru untuk mengawal seluruh kasus kerumunan Rizieq. “Kita buat sprindik petugas yang baru saja. Petugasnya, komposisinya tetap melibatkan wilayah,” tutup Andi. (Faj/Ykb/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya